Skip to main content

Review W (Serial TV Korea)

Judul                 : W
Genre                : Drama, Romance, Action.
Penulis              : Song Jae Jung
Sutradara           : Jung Dae Yoon
Tahun Rilis        : 20 Juli-8 September 2016
Statiun TV         : MBC
Jumlah Episode : 16 Episode

Cover Serial W
Sumber

Oh Yeon Joo (Han Hyo Joo) adalah seorang dokter ahli bedah yang cantik dan memiliki ayah seorang komikus yang aktif menulis webtoon laris berjudul W. Suatu hari Oh Yeon Joo mendapati ayahnya, Oh Sung Moo (Kim Eul Sung) menghilang dari kantornya, dia mencari kemana-mana namun tidak menemukan ayahnya hingga dia akhirnya sampai di ruang kerja ayahnya. Saat itu tiba-tiba situasinya berubah, Oh Yeon Joo tiba-tiba berada di atap sebuah gedung dan melihat seorang pria berlumuran darah dan sekarat.

Adegan Oh Yeon Joo masuk ke dunia webtoon untuk pertama kalinya. (Maaf spoiler hehe)
Sumber

Kang Chul (Lee Jong Suk) merupakan seorang atlet penembak Korea yang sukses dalam sebuah olimpiade, namun tidak lama setelah kesuksesannya itu, dia kehilangan seluruh keluarganya karena suatu insiden tragis di rumahnya. Dia didakwa membunuh seluruh keluarganya berdasarkan bukti bahwa keluarganya terbunuh karena tembakan tepat sasaran yang membuat seluruh masyarakat yakin bahwa Kang Chul yang membunuh keluarganya. Namun karena tuduhan tersebut tidak terbukti, akhirnya Kang Chul dikeluarkan dari penjara.

Kang Chul saat mengikuti olimpiade yang merupakan awal cerita di webtoon dalam drama ini. (Maaf spoiler hehe)
Sumber

Review

Saya baru saja selesai menonton serial tersebut beberapa hari lalu. Masih belum basi untuk membuat reviewnya, kan? Hehe.

Drama ini berkisah tentang perjalanan dua dunia, dunia nyata dimana manusia tinggal, dan dunia webtoon tempat dimana tokoh-tokoh komik ciptaan tinggal. Sangat menarik karena saya pribadi baru menonton sebuah serial unik seperti W---manusia masuk ke dunia komik, dan tokoh komik masuk ke dunia nyata manusia. Awalnya setelah mendengar desas-desus dari teman-teman, saya kira W adalah drama adaptasi webtoon Korea, tapi bukannya membuat drama adaptasi dari webtoon, drama ini justru menjadikan webtoon sebagai latar ceritanya. Ini yang membuat drama W menarik buat saya, dan kalau istilah untuk buku yang menarik adalah page turning book, bisa dibilang W adalah episode turning series.

Nggak mau kebanyakan spoiler, biar teman-teman pembaca penasaran.

Alur cerita drama ini maju-mundur. Para pembaca atau penonton mungkin cukup banyak yang bingung jika menonton film atau membaca sebuah cerita yang memiliki alur maju-mundur, begitu juga dengan W, cukup membuat saya bingung karena kadang menayangkan flashback kejadian, apalagi terdapat dua latar di cerita tersebut yaitu dunia nyata dan dunia webtoon. Jadi terkadang saya bingung apakah adegan ini ada di dunia nyata atau webtoon, namun setelah beberapa detik adegan atau ketika tokoh-tokoh lain muncul, saya baru bisa menyadari apakah adegan tersebut di dunia nyata atau webtoon. Bingung ya? Maaf agak susah menjelaskannya. Nonton aja deh!

Latar di drama ini adalah di dunia nyata, yaitu di Seoul, Korea Selatan, dan di dunia webtoon yang juga berlatar Seoul, Korea Selatan. Inilah yang membuat saya kadang bingung membedakan mana yang webtoon mana yang dunia nyata, karena dua-duanya sama-sama dibuat asli bukan campuran aksi dan animasi seperti film-film Holywood. Tapi untungnya penulis drama ini cukup mempermudah penonton untuk mengerti ceritanya dengan mengubah situasi dari siang ke malam atau dari rumah ke penjara setiap perpindahan tokoh-tokohnya ke dunia webtoon dan sebaliknya.

Penokohan dalam drama Korea ini sangat kuat. Dalam drama ini sering dijelaskan karakter-karakter tokohnya dan itu semua konsisten. Seperti ketika (maaf spoiler dikit) Kang Chul keluar dari dunia webtoon dan menembak Oh Sung Moo---pencipta karakternya yang tinggal dunia nyata---dia sengaja menembak tidak tepat sasaran karena sebenarnya Kang Chul memiliki karakter baik dan tidak mungkin membunuh orang yang tidak berbahaya walaupun dia sedang dalam keadaan marah sekalipun. Hal ini dijelaskan oleh Oh Sung Moo sendiri dalam dialognya dengan anaknya di episode ke sekian hehe. Karakter Oh Yeon Joo yang pemimpi dan optimis, karakter Oh Sung Moo yang bijak tapi mudah stress, dan karakter tokoh pendukung lainnya yang beragam namun semuanya unik dan nggak ada yang sia-sia.

Kang Chul muncul di dunia nyata.
Sumber

Overall drama ini seperti menjawab angan-angan saya untuk bisa masuk ke dunia komik dan dapat pacar tokoh komik atau sebaliknya, mengeluarkan tokoh komik dari komik ke dunia nyata dan menjadi pacar saya di dunia nyata hehe. Drama ini selalu bisa membuat saya penasaran. Begitu selesai menonton satu episode dan melihat spoiler episode selanjutnya, saya tidak tahan untuk terus lanjut menonton episode selanjutnya dan segera mengetahui endingnya. Very recommended! Sejak menonton episode 1 sampai 16 saya tidak pernah bosan.

Cover Serial W
Sumber


4,5 dari 5 bintang untuk W.

See you on my next post!

Comments

  1. bener banget, drakor W ini seru sekali, bergenre fantasy tapi ada romance sama actionnya juga..

    ReplyDelete
  2. Setuju! Penokohannya dibuat kuat banget :')
    Sama, aku juga ga pernah bosen selama nonton 16 episode :D

    ReplyDelete
  3. Alur cerita drama ini maju-mundur. hmm iya sekarang rata rata drama korea alurnya memang begini yah.
    aku belum nonton yang ini.
    Wkwkwk selama 2016 Drama nya bagus bagus, kalau di ikutin capek sendiri. Karena yagitu, kalau udah nonton rasanya ga bisa berhenti pengen di tonton sampe abis

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review: Critical Eleven (Film)

PS: Postingan ini bukan hanya berisi review film, tapi juga sedikit cerita pengalaman nekat menonton film naik motor sendiri Taktakan-Serang-Cilegon panas-panasan saat puasa. Alhamdulillah, rasa penasaranku terobati. I’ve finally watched Critical Eleven! Ya, rasanya memang selalu kurang afdol jika kamu sudah membaca sebuah karya yang menurutmu menarik, tapi kamu tidak menyaksikan karya tersebut dalam bentuk film. Ketika film dari buku yang kamu sukai muncul, setidaknya ada perasaan penasaran dan dorongan untuk membandingkannya dengan buku yang sudah kamu baca, kan? Setidaknya itulah yang terjadi padaku. Sabtu, 10 Juni 2017, tepatnya sebulan setelah film Critical Eleven mulai tayang di bioskop, aku melihat postingan instagram Ika Natassa yang merupakan penulis novel Critical Eleven, katanya film yang diangkat dari novelnya itu masih tayang di beberapa bioskop, salah satunya di Cilegon. Tanpa babibu aku langsung mengecek jadwal film di Cinema XXI Cilegon dan mendapati bahwa ku

Gila Followers?

Pernah baca "FOLLBACK GUE DONG..." di timeline twitter kalian atau di mention tab kalian? atau   "eh, follow blog gue ya!" yang disisipkan di antara komentar postingan blog kalian? atau  "woy, gue baru bikin tumblr nih. follow back ya!"  lewat chat facebook kalian atau di timeline twitter? Nah, kali ini gue cuma mau sharing aja ya tentang pengalaman gue tentang si gila followers . Jujur, jaman gue masih SMP (baru kenal twitter) kerjaan gue selain ngetwit ya minta difollow back sama artis-artis mancanegara. Tapi lambat laun gue tahu bahwa minta follow back orang yang belum dikenal itu sangat mengganggu dan gak sopan. Nah, sejak itu gue gak pernah minta follow back lagi kecuali kepada temen-temen deket gue yang baru bikin twitter. Beberapa bulan yang lalu... eh udah setahun sih, gue mendapati temen gue minta di-follow-back tumblr-nya karena dia baru membuat tumblr . Dia memberitahukan gue lewat chat facebook . Nah, karena gue gak enak hati sam

Do Not Rape Our National Heritages!

Today we can hear so many news on television about our national heritage which are stolen by other country.  We can search on google with the keyword “mencuri kebudayaan” and there are more than a million result in less than a second. It proved that there were bunch of people find the information about it. What kind of national heritage which is stolen by that country? Why are they steal our national heritages? And how to solve this case? Our national heritages is not only tangible heritages like Candi Borobudur or Taman Nasional Komodo, but we also have so many Intangible cultural heritages which is manifested through these points below: 1. Oral traditions and expressions (including Language). e.g., Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Melayu, Bahasa Madura, Bahasa Padang, etcetera. 2. Performing arts (such as traditional music, dance and theatre) e.g., Gamelan (from Center Java, East Java and Bali), Tari Pendet (from Bali), Lenong (from Jakarta, Indonesia), etcetera