Skip to main content

Piknik ke World of Wonders Tangerang


World of Wonders adalah taman rekreasi yang masih satu grup dengan Jatim Park Group yang menaungi beberapa taman rekreasi hits di Kota Batu Jawa Timur, seperti Jatim Park 1, 2, dan 3, Museum Angkut, Eco Green Park, dan sebagainya, tapi World of Wonders terletak di Tangerang, tepatnya di Jalan Ecopolis Boulevard, Citra Raya, Kabupaten Tangerang. Taman rekreasi ini sekilas persis seperti Eco Green Park di Batu Malang yang pernah kukunjungi tahun 2017 lalu, dimana wahananya kebanyakan didesain untuk anak-anak usia TK hingga SD, maka dari itu banyak banget anak-anak study tour ke World of Wonders. Tapi beberapa wahana bisa dinikmati oleh oroang dewasa kok, walaupun tetap kurang menantang. Tiket masuk World of Wonders pada bulan Maret 2018 sebesar 65,000 rupiah untuk weekdays dan 75,000 rupiah untuk weekend, harganya beda tipis dengan tiket Eco Green Park saat aku ke sana Juli 2017 lalu.


Karena foto bicara banyak hal, jadi aku bagikan foto saja lah, selebihnya silakan datang sendiri ke World of Wonders Citra Raya Tangerang!


Foto di spot selfie yang isinya rumah Belanda, Jepang, dan beberapa latar selfie instagramable lainnya.




Di Galeri Ilusi yang isinya berbagai background foto lucu-lucu yang dibuat sedemikian rupa agar ketika pengunjung berfoto terlihat seperti 3 dimensi dan nyata.

Sayangnya di Galeri Ilusi ini panas banget parah, bikin pengunjung kurang nyaman.



Overall, World of Wonders keren dan bisa dijadikan tempat "kabur" sejenak dari rutinitas karena letaknya yang lumayan di tengah kota, cukup mudah diakses, dan gak terlalu mahal. Dan asik banget untuk foto-foto, apalagi kalau datang saat weekdays, dijamin sepi dan berasa milik pribadi.

Bonus. Terimakasih Puput, Navisa, Erma, Riska, dan Intan. Kalian luar biasa!


See you on my next post!

Comments

  1. Di purwokerto juga ada namanya small world mbak. Tp lebih ke bangunan2 yg ada di dunia hampir di bikin miniatur semua di sana. Bayarnya cuma 15rb. Murah bgt, keluari. Uang 75rb bisa untuk 7 org masuk ke small world :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review: Critical Eleven (Film)

PS: Postingan ini bukan hanya berisi review film, tapi juga sedikit cerita pengalaman nekat menonton film naik motor sendiri Taktakan-Serang-Cilegon panas-panasan saat puasa. Alhamdulillah, rasa penasaranku terobati. I’ve finally watched Critical Eleven! Ya, rasanya memang selalu kurang afdol jika kamu sudah membaca sebuah karya yang menurutmu menarik, tapi kamu tidak menyaksikan karya tersebut dalam bentuk film. Ketika film dari buku yang kamu sukai muncul, setidaknya ada perasaan penasaran dan dorongan untuk membandingkannya dengan buku yang sudah kamu baca, kan? Setidaknya itulah yang terjadi padaku. Sabtu, 10 Juni 2017, tepatnya sebulan setelah film Critical Eleven mulai tayang di bioskop, aku melihat postingan instagram Ika Natassa yang merupakan penulis novel Critical Eleven, katanya film yang diangkat dari novelnya itu masih tayang di beberapa bioskop, salah satunya di Cilegon. Tanpa babibu aku langsung mengecek jadwal film di Cinema XXI Cilegon dan mendapati bahwa ku

Gila Followers?

Pernah baca "FOLLBACK GUE DONG..." di timeline twitter kalian atau di mention tab kalian? atau   "eh, follow blog gue ya!" yang disisipkan di antara komentar postingan blog kalian? atau  "woy, gue baru bikin tumblr nih. follow back ya!"  lewat chat facebook kalian atau di timeline twitter? Nah, kali ini gue cuma mau sharing aja ya tentang pengalaman gue tentang si gila followers . Jujur, jaman gue masih SMP (baru kenal twitter) kerjaan gue selain ngetwit ya minta difollow back sama artis-artis mancanegara. Tapi lambat laun gue tahu bahwa minta follow back orang yang belum dikenal itu sangat mengganggu dan gak sopan. Nah, sejak itu gue gak pernah minta follow back lagi kecuali kepada temen-temen deket gue yang baru bikin twitter. Beberapa bulan yang lalu... eh udah setahun sih, gue mendapati temen gue minta di-follow-back tumblr-nya karena dia baru membuat tumblr . Dia memberitahukan gue lewat chat facebook . Nah, karena gue gak enak hati sam

Do Not Rape Our National Heritages!

Today we can hear so many news on television about our national heritage which are stolen by other country.  We can search on google with the keyword “mencuri kebudayaan” and there are more than a million result in less than a second. It proved that there were bunch of people find the information about it. What kind of national heritage which is stolen by that country? Why are they steal our national heritages? And how to solve this case? Our national heritages is not only tangible heritages like Candi Borobudur or Taman Nasional Komodo, but we also have so many Intangible cultural heritages which is manifested through these points below: 1. Oral traditions and expressions (including Language). e.g., Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Melayu, Bahasa Madura, Bahasa Padang, etcetera. 2. Performing arts (such as traditional music, dance and theatre) e.g., Gamelan (from Center Java, East Java and Bali), Tari Pendet (from Bali), Lenong (from Jakarta, Indonesia), etcetera