Skip to main content

Serang Fair 2014

Serang Fair diadakan setiap tahun untuk memeringati hari jadi Kota Serang tercinta, tempat tinggalku sejak aku kecil. Tahun ini Kota Serang sudah berumur 7 tahun, sudah lumayan banyak sekali kemajuan, dari pembangunannya, ekonomi, industri, hingga pendidikan. Dari yang tadinya hanya punya sebuah mall dan beberapa toserba kecil hingga sekarang punya dua mall dan beberapa supermarket serta mini market di setiap titik keramaian. Bangga tinggal di kota kecil yang pembangunannya cukup pesat ini.

Malam Minggu tanggal 23 Agustus lalu, aku, Mama dan Zenith main ke Alun-alun kota untuk melihat-lihat pameran di sana, hitung-hitung cuci mata sambil iseng-iseng ikutan kuis yang biasa diadakan di hampir setiap stand milik lembaga pemerintahan. Dan Alhamdulillah aku dapat jam weker, Zenith dan mama juga dapat hadiah menarik dari kuis yang aku ikuti di salah satu stand milik lembaga pemerintahan kota. Aku lupa nama lembaganya hehehe.

Terlepas dari cuci mata dan hadiah dari kuis-kuis dan undian-undian, kami juga mendapatkan pengetahuan dari beberapa buku gratisan atau brosur-brosur yang dapat kami ambil di beberapa stand. Wah pokoknya bermanfaat sekali untuk masyarakat Kota Serang. Pokoknya sayang sekali kalau sampai melewatkan event tahunan ini. Walaupun sebenarnya ada banyak event selain Serang Fair, tapi ada baiknya sebagai masyarakat Kota Serang untuk menghadiri event-event seperti ini di Serang, untuk menambah pengetahuan, setidaknya untuk cuci mata.

Oh ya, adikku Risma juga mengisi acara di pameran tersebut. Inilah salah satu alasanku mengunjungi Serang Fair. Risma di sana menari tarian petani yang menurutku sih keren, walau hanya berlatih dua hari. Jujur, ini pertama kalinya kami melihat penampilan Risma. Entahlah, walaupun sudah berpengalaman menari di acara-acara besar, tetap saja kami tidak pernah menonton dia menari, dia tidak ingin kami melihatnya tampil di depan umum, katanya sih dia malu. Hahahaha.





Oke, sudah lama aku tidak menjamah blog ini, tulisanku jadi berantakan lagi, tapi semoga postingan kali ini bermanfaat untuk pembaca terutama mereka yang tinggal di Serang.

Comments

  1. Baru 7 tahun aja udah ada 2 mall :D Di kotaku udah berpuluh-puluh tahun baru ada 1 mall doang -_- Miris -_-

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review: Critical Eleven (Film)

PS: Postingan ini bukan hanya berisi review film, tapi juga sedikit cerita pengalaman nekat menonton film naik motor sendiri Taktakan-Serang-Cilegon panas-panasan saat puasa. Alhamdulillah, rasa penasaranku terobati. I’ve finally watched Critical Eleven! Ya, rasanya memang selalu kurang afdol jika kamu sudah membaca sebuah karya yang menurutmu menarik, tapi kamu tidak menyaksikan karya tersebut dalam bentuk film. Ketika film dari buku yang kamu sukai muncul, setidaknya ada perasaan penasaran dan dorongan untuk membandingkannya dengan buku yang sudah kamu baca, kan? Setidaknya itulah yang terjadi padaku. Sabtu, 10 Juni 2017, tepatnya sebulan setelah film Critical Eleven mulai tayang di bioskop, aku melihat postingan instagram Ika Natassa yang merupakan penulis novel Critical Eleven, katanya film yang diangkat dari novelnya itu masih tayang di beberapa bioskop, salah satunya di Cilegon. Tanpa babibu aku langsung mengecek jadwal film di Cinema XXI Cilegon dan mendapati bahwa ku

Gila Followers?

Pernah baca "FOLLBACK GUE DONG..." di timeline twitter kalian atau di mention tab kalian? atau   "eh, follow blog gue ya!" yang disisipkan di antara komentar postingan blog kalian? atau  "woy, gue baru bikin tumblr nih. follow back ya!"  lewat chat facebook kalian atau di timeline twitter? Nah, kali ini gue cuma mau sharing aja ya tentang pengalaman gue tentang si gila followers . Jujur, jaman gue masih SMP (baru kenal twitter) kerjaan gue selain ngetwit ya minta difollow back sama artis-artis mancanegara. Tapi lambat laun gue tahu bahwa minta follow back orang yang belum dikenal itu sangat mengganggu dan gak sopan. Nah, sejak itu gue gak pernah minta follow back lagi kecuali kepada temen-temen deket gue yang baru bikin twitter. Beberapa bulan yang lalu... eh udah setahun sih, gue mendapati temen gue minta di-follow-back tumblr-nya karena dia baru membuat tumblr . Dia memberitahukan gue lewat chat facebook . Nah, karena gue gak enak hati sam

Do Not Rape Our National Heritages!

Today we can hear so many news on television about our national heritage which are stolen by other country.  We can search on google with the keyword “mencuri kebudayaan” and there are more than a million result in less than a second. It proved that there were bunch of people find the information about it. What kind of national heritage which is stolen by that country? Why are they steal our national heritages? And how to solve this case? Our national heritages is not only tangible heritages like Candi Borobudur or Taman Nasional Komodo, but we also have so many Intangible cultural heritages which is manifested through these points below: 1. Oral traditions and expressions (including Language). e.g., Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Melayu, Bahasa Madura, Bahasa Padang, etcetera. 2. Performing arts (such as traditional music, dance and theatre) e.g., Gamelan (from Center Java, East Java and Bali), Tari Pendet (from Bali), Lenong (from Jakarta, Indonesia), etcetera