Skip to main content

For The 2nd Time

For the 2nd time i have accepted SBMPTN. Yuhuuu Alhamdulillah ya Allah. Kali ini aku diterima di Ilmu Komunikasi UNTIRTA. Alhamdulillah ya Allah. Sekali lagi Alhamdulillah. Tahun lalu aku diterima di Pendidikan Bahasa Jerman UPI, tapi karena banyak sebab (panjang sekali kalau harus aku jelaskan) akhirnya aku memutuskan untuk ikut SBMPTN tahun ini. Dan Alhamdulillah doaku terkabul. Aku diterima oleh UNTIRTA.

Tahun lalu sempat terbersit di pikiranku untuk ikutan Ujian Mandiri UNTIRTA dengan pilihan jurusan Komunikasi juga tapi yaaa namanya juga ego anak baru lulus SMA, bawaannya ingin coba merantau, hidup sendiri dan belajar mandiri, akhirnya aku mengurungkan niatku untuk ikut ujian lagi (UM tepatnya) pertimbanganku juga karena lulusan Ujian Mandiri itu bayarnya mahal.

Ya tapi pada akhirnya aku harus pindah juga karena sebab-sebab yang (sekali lagi) sulit dijelaskan di sini.
Okay, sekarang aku sudah tenang. Tenang sekali.

Belakangan aku memang dihantui pikiran-pikiran negatif. Kadang sampai susah tidur. Ini benar-benar ajaib. Allah sudah memberiku kemudahan. Memberiku rezeki yang sangat melimpah padahal aku tahu usahaku sangat jauuuh dari cukup. Aku kurang usaha, jarang belajar, baru belajar (yang benar-benar belajar) untuk SBMPTN saja 3 hari sebelum ujian berlangsung.

Pokoknya Alhamdulillah. I promise, i will never waste my time, energy, and material anymore. Promise.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review: Critical Eleven (Film)

PS: Postingan ini bukan hanya berisi review film, tapi juga sedikit cerita pengalaman nekat menonton film naik motor sendiri Taktakan-Serang-Cilegon panas-panasan saat puasa. Alhamdulillah, rasa penasaranku terobati. I’ve finally watched Critical Eleven! Ya, rasanya memang selalu kurang afdol jika kamu sudah membaca sebuah karya yang menurutmu menarik, tapi kamu tidak menyaksikan karya tersebut dalam bentuk film. Ketika film dari buku yang kamu sukai muncul, setidaknya ada perasaan penasaran dan dorongan untuk membandingkannya dengan buku yang sudah kamu baca, kan? Setidaknya itulah yang terjadi padaku. Sabtu, 10 Juni 2017, tepatnya sebulan setelah film Critical Eleven mulai tayang di bioskop, aku melihat postingan instagram Ika Natassa yang merupakan penulis novel Critical Eleven, katanya film yang diangkat dari novelnya itu masih tayang di beberapa bioskop, salah satunya di Cilegon. Tanpa babibu aku langsung mengecek jadwal film di Cinema XXI Cilegon dan mendapati bahwa ku

Review: Himouto! Umaru-chan (Anime TV Series)

Cover Serial Televisi Anime Himouto! Umaru-chan Judul                 : Himouto! Umaru-chan Penulis              : Takashi Aoshima Sutradara         : Masahiko Ohta Tahun Tayang : 2015 Himouto! Umaru-chan adalah serial manga yang  ditulis oleh Sankaku Head yang kemudian diadaptasi ke dalam serial televisi pada tahun 2015 lalu, tepatnya anime ini tayang pada tanggal 9 Juli 2015 hingga 24 September 2015. Kemarin saya baru saja selesai menonton serial anime ini. Hanya ada 12 episodes, sehingga tidak membutuhkan banyak waktu untuk mengetahui akhir cerita serial anime bergenre komedi ini. Umaru adalah seorang gadis SMA yang sangat pintar, berbakat, baik hati, sangat cantik, serta menarik, sangat sempurna sehingga semua orang menyukainya. Namun sifat-sifat tersebut berubah drastis seketika Umaru masuk ke dalam apartemen kecil kakaknya, Taihei. Umaru berubah menjadi seorang pemalas. Ia hanya mau bermain game, makan, dan tidur. Oke, langsung lanjut ke epis

Do Not Rape Our National Heritages!

Today we can hear so many news on television about our national heritage which are stolen by other country.  We can search on google with the keyword “mencuri kebudayaan” and there are more than a million result in less than a second. It proved that there were bunch of people find the information about it. What kind of national heritage which is stolen by that country? Why are they steal our national heritages? And how to solve this case? Our national heritages is not only tangible heritages like Candi Borobudur or Taman Nasional Komodo, but we also have so many Intangible cultural heritages which is manifested through these points below: 1. Oral traditions and expressions (including Language). e.g., Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Melayu, Bahasa Madura, Bahasa Padang, etcetera. 2. Performing arts (such as traditional music, dance and theatre) e.g., Gamelan (from Center Java, East Java and Bali), Tari Pendet (from Bali), Lenong (from Jakarta, Indonesia), etcetera