Skip to main content

Lagi Galau? Baca Nih!


GALAU... sebuah kata yang tersusun dari hanya lima huruf ini ternyata ajaib. Semua orang dibuatnya kacau.

Sebenarnya apa sih definisi galau?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:
ga·lau a, ber·ga·lau a sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran);
ke·ga·lau·an n sifat (keadaan hal) galau
Menurut gue:
Galau itu sesuatu yang negatif dan gak pantes untuk digauli.

Oke, kalian sadar gak sih kalau sebenarnya tweets atau status kalian di facebook atau bahkan curhatan kegalauan kalian para blogger di blog kalian itu dapat memengaruhi pikiran dan perasaan orang lain juga.

Loh kok bisa sih? Yang galau gue kenapa yang lain juga bisa ikutan galau?

Bisa dong... ini semua karena tweets galau yang kalian pos twitter itu beraura negatif. Beraura negatif karena mengandung unsur-unsur yang buruk seperti kata-kata kotor yang kalian tulis untuk memaki orang lain dan kata-kata seperti; Bad mood, males, pusing, nyebelin, lama, bete, nangis, sedih, kesel, GALAU.

Nah, tweets kalian yang beraura negatif ini bisa mensugesti orang lain. Dan kalau orang lain terpengaruh dengan tweets kalian, mereka akan hanyut dalam pikiran dan perasaan yang kalian ceritakan melalui tweets kalian dan ujung-ujungnya mereka jadi ikutan galau.

Selanjutnya, ketika pikiran mereka terpengaruh dengan tweets kegalauan kalian (apalagi kalau mereka pernah merasakan berada pada momen kegalauan yang serupa). Mereka akan me-retweet tweets tersebut dan alhasil tweets kalian akan menyebar luas dan terus memengaruhi pikiran dan perasaan orang-orang diluar sana sehingga akan ada banyak orang yang ikutan galau.

Pikiran dan perasaan yang buruk ini ternyata dapat memengaruhi jalannya kehidupan kita juga. Balik lagi ke sugesti tadi. Sugesti yang tertanam di dalam pikiran kita memiliki pengaruh yang sangat besar dalam diri kita. Misalnya nih, saat lo bilang dalam hati lo bahwa lo galau dan gak mood buat belajar, maka lo akan males banget buat buka buku pelajaran. Sering mengalami hal itu gak sih? Pasti sering dong! Atau setidaknya pernah merasakan deh, walaupun hanya sekali.

Coba deh kita buat perumpamaan. Jika lo memiliki 100 followers di twitter, maka akan ada 100 orang yang terpengaruh dengan tweets galau lo, lalu mereka akan me-retweet tweets lo dan dibaca oleh followers mereka, lalu akan di-retweet lagi, lagi dan lagi sampai menyebar luas. Bisa jadi akan ada jutaan orang yang jadi galau hanya karena tweets galau yang lo buat.

Bisa dibayangkan, betapa GALAU dapat membuat kita semua kacau.

Nah, sekarang coba deh lo sebarkan aura positif! Pasti akan banyak juga yang terpengaruh.

Ayo dong teman-teman... sebagai anak muda Indonesia yang cerdas, jangan galau terus! Sebarkan semangat belajar dan bekerja supaya hidup kita menjadi lebih produktif!

Comments

  1. galau itu manusiawi
    tapi galau kelamaan itu yang ga baik :D
    apalagi sampe bikin lemes terus sakit wah ga boleh tu hehehe
    http://redbike92.wordpress.com/2012/06/18/lagi-galau-nih-sob-d/

    ReplyDelete
  2. kereeeennn.. nice post! :D

    ReplyDelete
  3. Say no to galau :D
    keren .. salam solid

    ReplyDelete
  4. Galau is Kampret intinya mah,
    jadi jangan galau, bener juga sih galau itu bisa menular gara-gara cuma 1 kalimat tapi bareng-bareng ngerasainnya.

    ReplyDelete
  5. harusnya kalau galau gak usah pake nulis status atau bkin tweet yah :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. mereka menunjukan kalau mereka itu bangga atas kegalauan mereka. galau kok bangga -_-

      Delete
  6. bunuh galau, *bawa obor*

    membara banget ini posting nya

    hehehe
    nice post.

    salam solid bro!

    ReplyDelete
  7. Brarti kayak penyakit menular ya galau itu.. :p
    Salam solid :D

    ReplyDelete
  8. Keren ...
    Buat apa galau, karena galaulah pemeran utama yang membuat kita terlihat lebih mundur dari pada yang lain.
    Salam Solid

    ReplyDelete
  9. haha betul banget itu :D
    semangat semangat :)
    aku anak muda gak boleh galau..!!
    yang galau anak tua aja bhahaha
    saatnya yang muda menebar semangat dan prestasi :D gak zaman lagi menebar kegalauan hehe
    salam kenal dan salam solid kakak :D

    ReplyDelete
  10. Betul! No Galau, hidup jadi lebih bermakna... :D
    Btw, gue ngakak pas liat foto yang Galau gara2 baca status jomblo orang... XDDD~

    *lirik Galih*

    ReplyDelete
    Replies
    1. sebenarnya itu pengalaman pahit gue di malam minggu. tapi sekarang sih udah kebal sama yang begituan, gue kan jomblo berkualitas yang anti galau.

      Delete
  11. hahaha poto galaunya bikin ngakak :D

    nice posting, salam solid :)

    ReplyDelete
  12. Setelah membaca postingan ini, saya merasa yakin bisa mengalahkan Master Romy Rafael.
    Taerima kasih, Annisa Ratu

    ReplyDelete
    Replies
    1. mensugesti diri sendiri supaya gak galau ya? hahaha

      Delete
  13. weh boleh tu gak galau bikin produktif..

    ReplyDelete
  14. galau jadi suatu kebanggan sekarang ini.
    biar bisa d bilang gaul x ya. hahha
    nice posting cantiik :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. kebanggaan bagi orang-orang yang abnormal. galau kok bangga dan merasa gaul toh?
      hehehe thank you... kamu juga cantik.

      Delete
  15. aku gak galau kok, kan aku anak Indonesia yang produktif #halah :D

    ReplyDelete
  16. galau kan yang buat ngambil jambu

    ReplyDelete
  17. jadi nyesel abis ngeposting galau hari ini.. :'(

    ReplyDelete
  18. ih dedek kecilnya kinyis kinyis banget... ^_^

    ReplyDelete
  19. hamzah: apaan? galah?
    isnan: thank you. aku emang anti mainstream sih.
    laini: kelamaan galau nanti stress loh kak. move on dong!
    aziz: muehehehe apaan tuh kinyis-kinyis? unyu unyu gitu ya kak?

    ReplyDelete
  20. Setuju, mending belajar daripada galau.

    ReplyDelete
  21. setujuuu~~~ setelah dipikir2..
    entah sudah brpa banyak orang galau dan mengumbar ke galauan di sosial network..
    udah mirip tempat curhatan ya.. hehehe

    ReplyDelete
  22. sampe skrg pun, ane msi suka 'agak' galau hihih..susah sih ya ngilanginyya ><

    ReplyDelete
  23. jauhkan perasaan buruk, selalu berpikiran positip ya ngga? hoho

    ReplyDelete
  24. Kasian jomblo-jomblo selalu disalahkan karena keseringan galau.. :'(

    ReplyDelete
  25. hidup lebih produktif, setuju !

    ReplyDelete
  26. Hmm,
    fenomena unik memang..
    sekarang mau gaul harus galau..

    mudah-mudahan abis baca postingan ini
    persepsi muda-mudi ttg gaul jadi berubah yaa..:D

    ReplyDelete
  27. lagi banyak nih yang ngebahas tentang Galau dan definisninya ..
    satu akibat virus galau yang paling gue gak suka, ya itu, nyampah di dunia maya dengan curhatan galaunya .. hadooohh .. :D :D

    ReplyDelete
  28. Aura positif itu kayak bau duit seratur ribu yang dijadiin kipas terus dikipasin ke muka orang-orang yang lagi jomblo gitu ya?
    Hmm... okehh semangatt!hha

    ReplyDelete
  29. gue sangat setuju banget ama kata2 yang ini
    "Galau itu sesuatu yang negatif dan gak pantes untuk digauli."
    galau itu membuat sistem koordinasi tubuh kita jadi kacau balau..
    galau itu membuat jadwal kuliah kita amburadul
    galau itu bikin kita bokek
    galau itu blaa blaa bllaa
    hehehe..jadi jangan pernah berteman dengan yang namanya galau
    #uhuk

    ReplyDelete
  30. aku suka banget sama blognya..
    isi blog dan postinganya bagus, menarik dan bermanfaat sakali..:)
    jangan lupa untuk terus menulis menulis yaa..^_^

    oia salam kenal
    kalau berkenan silahkan mampir ke EPICENTRUM
    jgn lupa follow juga ya buat nambah temen sesama blogger,,tukeran link juga boleh,,makasih..^_^

    ReplyDelete
  31. postingannya sangat bermanfaat sekali sobat, saya terus terang suka dan akan selalu mengikuti terus, ...terima kasih sobat
    ditunggu kehadirannya sekalian follow sobat

    ReplyDelete
  32. pada kenyataannya setiap orang pasti pernah merasakan galau, sebenarnya ada nilai pembelajaran yang dapat diambil dari setiap kegalauan yang kita rasakan, pada saat kegalauan itu datang maka kita akan di tuntut untuk terus berpikir mencari solusi atau jalan keluar dari kegalauan yang kita rasakan... (bagi orang yang mau mikir...)

    yang masalah adalah jika galau itu berkepanjangan, atau menjadi semacam kebiasaan,, tentunya akan menghambat kreativitas, menghambat perkembangan kejiwaan dan menghambat berbagai hal lainnya... jadi tidak selayaknya galau dibudi dayakan toh.. hehehehe.... :)

    ReplyDelete
  33. Biasanya nih, kalo yang udah tumbuh berkembang dimasyarakat teruatam di Indonesia ga akan bisa di rubah dengan mudah. Tapi, memang gw setuju sama post ini... Semangat !!

    ReplyDelete
  34. danh yang ada baca postingan ini jadi enggak galau,, menghibur dengan pict2 yang gokil..heheh

    intinya, semangat terus kawan..
    terima kasih atas postingannya


    Kunjungan blogwalking.
    Sukses selalu..
    kembali tak lupa mengundang juga rekan blogger
    Kumpul di Lounge Event Blogger "Tempat Makan Favorit"

    Salam Bahagia

    ReplyDelete
  35. ini posting ketiga yang ane baca pagi ini.. percaya ga? dua posting sebelumnya juga tentang Galau!!!! ada apa ini..

    ReplyDelete
  36. kadang kalo ngetweet galau pasti langsung dimention sam buzzer2 twitter galau gitu deh hahaha

    ReplyDelete
  37. kirain galau karena namanya sama dengan mahluk halus di blog sebelah
    xixixixixi

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review: Critical Eleven (Film)

PS: Postingan ini bukan hanya berisi review film, tapi juga sedikit cerita pengalaman nekat menonton film naik motor sendiri Taktakan-Serang-Cilegon panas-panasan saat puasa. Alhamdulillah, rasa penasaranku terobati. I’ve finally watched Critical Eleven! Ya, rasanya memang selalu kurang afdol jika kamu sudah membaca sebuah karya yang menurutmu menarik, tapi kamu tidak menyaksikan karya tersebut dalam bentuk film. Ketika film dari buku yang kamu sukai muncul, setidaknya ada perasaan penasaran dan dorongan untuk membandingkannya dengan buku yang sudah kamu baca, kan? Setidaknya itulah yang terjadi padaku. Sabtu, 10 Juni 2017, tepatnya sebulan setelah film Critical Eleven mulai tayang di bioskop, aku melihat postingan instagram Ika Natassa yang merupakan penulis novel Critical Eleven, katanya film yang diangkat dari novelnya itu masih tayang di beberapa bioskop, salah satunya di Cilegon. Tanpa babibu aku langsung mengecek jadwal film di Cinema XXI Cilegon dan mendapati bahwa ku

Review: Himouto! Umaru-chan (Anime TV Series)

Cover Serial Televisi Anime Himouto! Umaru-chan Judul                 : Himouto! Umaru-chan Penulis              : Takashi Aoshima Sutradara         : Masahiko Ohta Tahun Tayang : 2015 Himouto! Umaru-chan adalah serial manga yang  ditulis oleh Sankaku Head yang kemudian diadaptasi ke dalam serial televisi pada tahun 2015 lalu, tepatnya anime ini tayang pada tanggal 9 Juli 2015 hingga 24 September 2015. Kemarin saya baru saja selesai menonton serial anime ini. Hanya ada 12 episodes, sehingga tidak membutuhkan banyak waktu untuk mengetahui akhir cerita serial anime bergenre komedi ini. Umaru adalah seorang gadis SMA yang sangat pintar, berbakat, baik hati, sangat cantik, serta menarik, sangat sempurna sehingga semua orang menyukainya. Namun sifat-sifat tersebut berubah drastis seketika Umaru masuk ke dalam apartemen kecil kakaknya, Taihei. Umaru berubah menjadi seorang pemalas. Ia hanya mau bermain game, makan, dan tidur. Oke, langsung lanjut ke epis

Do Not Rape Our National Heritages!

Today we can hear so many news on television about our national heritage which are stolen by other country.  We can search on google with the keyword “mencuri kebudayaan” and there are more than a million result in less than a second. It proved that there were bunch of people find the information about it. What kind of national heritage which is stolen by that country? Why are they steal our national heritages? And how to solve this case? Our national heritages is not only tangible heritages like Candi Borobudur or Taman Nasional Komodo, but we also have so many Intangible cultural heritages which is manifested through these points below: 1. Oral traditions and expressions (including Language). e.g., Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Melayu, Bahasa Madura, Bahasa Padang, etcetera. 2. Performing arts (such as traditional music, dance and theatre) e.g., Gamelan (from Center Java, East Java and Bali), Tari Pendet (from Bali), Lenong (from Jakarta, Indonesia), etcetera