Skip to main content

Aku Di Tahun 2020

Selamat Tahun Baru 2021!

It’s been a while since the last time I posted something on this blog. Well, I’ve been busy this past year, ternyata kerja sambil kuliah itu berat banget, tapi biar begitu aku selalu keep in mind, kalau aku masih punya waktu untuk nonton Naruto (iya, aku lanjutkan menonton Naruto), baca novel, dan santai-santai itu artinya ini masih normal, aku gak boleh ngeluh terus.

Tahun 2020 benar-benar tahunku, aku bisa kuliah dan kerja dengan baik-baik aja adalah suatu pencapaian dan aku gak boleh mengecilkan apa yang sudah aku capai, karena siapa lagi yang bisa menghargai itu semua jika bukan diriku sendiri. Disamping segala kebaikan yang aku dapatkan di tahun 2020, yang nyaris sesuai dengan doa-doaku, 2020 juga merupakan tahun yang agak buruk untukku juga. Covid-19 benar-benar membatasi ruang gerak (ya, walaupun gak ada Covid-19 pun ruang gerakku juga agak terbatas dan gak doyan keluar juga sih), membuat takut semua orang, dan aku jelas gak bisa untuk gak empati, ini bencana bersama, dan aku harus melakukan apa yang aku bisa terlepas dari segala rasa takut, ada rasa tanggungjawab harus jaga kesehatan diri biar gak membawa virus ke orang lain.

Untuk catatan buat generasi penerus yang mungkin akan baca tulisan ini:

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. (sumber)

Covid-19 sudah heboh di China sejak akhir tahun 2019 hingga awal tahun 2020, kemudian menyebar di negara-negara lain dan jadi pandemi. Virus ini bikin semua negara siap siaga, dampak pandemic ini besar banget, mulai dari kesehatan, ekonomi, sosial, budaya, hingga politik.

Tahun 2020 secara status sosial dalam hal pekerjaan, pendidikan, aku membaik. But, in term of mental health, I don’t change much. Dan aku masih harus berusaha untuk berubah dan memperbaiki ini. Aku berusaha untuk baca buku self improvement walaupun gak semuanya menarik, tapi ya namanya juga belajar, kadang gak enak tapi I have to keep my ass on the chair and keep reading. Aku berusaha juga berdoa dan mengeluh langsung ke Allah, bukannya mengeluh di belakangNya, walaupun tatap saja aku merasa masih kurang, masih gak bersyukur, masih sering mengeluh. Kira-kira apa lagi ya yang harus aku kerjakan demi perbaikan ini?

Comments

Popular posts from this blog

Review: Critical Eleven (Film)

PS: Postingan ini bukan hanya berisi review film, tapi juga sedikit cerita pengalaman nekat menonton film naik motor sendiri Taktakan-Serang-Cilegon panas-panasan saat puasa. Alhamdulillah, rasa penasaranku terobati. I’ve finally watched Critical Eleven! Ya, rasanya memang selalu kurang afdol jika kamu sudah membaca sebuah karya yang menurutmu menarik, tapi kamu tidak menyaksikan karya tersebut dalam bentuk film. Ketika film dari buku yang kamu sukai muncul, setidaknya ada perasaan penasaran dan dorongan untuk membandingkannya dengan buku yang sudah kamu baca, kan? Setidaknya itulah yang terjadi padaku. Sabtu, 10 Juni 2017, tepatnya sebulan setelah film Critical Eleven mulai tayang di bioskop, aku melihat postingan instagram Ika Natassa yang merupakan penulis novel Critical Eleven, katanya film yang diangkat dari novelnya itu masih tayang di beberapa bioskop, salah satunya di Cilegon. Tanpa babibu aku langsung mengecek jadwal film di Cinema XXI Cilegon dan mendapati bahwa ku

Gila Followers?

Pernah baca "FOLLBACK GUE DONG..." di timeline twitter kalian atau di mention tab kalian? atau   "eh, follow blog gue ya!" yang disisipkan di antara komentar postingan blog kalian? atau  "woy, gue baru bikin tumblr nih. follow back ya!"  lewat chat facebook kalian atau di timeline twitter? Nah, kali ini gue cuma mau sharing aja ya tentang pengalaman gue tentang si gila followers . Jujur, jaman gue masih SMP (baru kenal twitter) kerjaan gue selain ngetwit ya minta difollow back sama artis-artis mancanegara. Tapi lambat laun gue tahu bahwa minta follow back orang yang belum dikenal itu sangat mengganggu dan gak sopan. Nah, sejak itu gue gak pernah minta follow back lagi kecuali kepada temen-temen deket gue yang baru bikin twitter. Beberapa bulan yang lalu... eh udah setahun sih, gue mendapati temen gue minta di-follow-back tumblr-nya karena dia baru membuat tumblr . Dia memberitahukan gue lewat chat facebook . Nah, karena gue gak enak hati sam

Do Not Rape Our National Heritages!

Today we can hear so many news on television about our national heritage which are stolen by other country.  We can search on google with the keyword “mencuri kebudayaan” and there are more than a million result in less than a second. It proved that there were bunch of people find the information about it. What kind of national heritage which is stolen by that country? Why are they steal our national heritages? And how to solve this case? Our national heritages is not only tangible heritages like Candi Borobudur or Taman Nasional Komodo, but we also have so many Intangible cultural heritages which is manifested through these points below: 1. Oral traditions and expressions (including Language). e.g., Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Melayu, Bahasa Madura, Bahasa Padang, etcetera. 2. Performing arts (such as traditional music, dance and theatre) e.g., Gamelan (from Center Java, East Java and Bali), Tari Pendet (from Bali), Lenong (from Jakarta, Indonesia), etcetera