Skip to main content

Berpacaran vs Single

Long time no blog something. Rindu sekali dengan blog iniii.

Akhir-akhir ini aku sibuk kuliah, dan main, serta nonton Naruto. Duuuh, mungkin agak susah ya konsisten ngeblog. Sebenarnya sih banyak banget ide tulisan serta review buku dan kosmetik tapi malas banget ih, heran deh, makin tua bukannya makin rajin malah makin kendor. :(

Oke, jadi tadi sore ide serta semangat menulis postingan ini muncul diatas motor saat mengantar adikku ke toko buku.

Menurutku sekarang aku sudah sedikit lebih dewasa soal membangun hubungan dengan lawan jenis karena aku sudah pernah merasakan rasanya berpacaran walaupun hanya beberapa bulan. Jadi di sini aku akan berbagi pendapat soal keuntungan dan kerugian berpacaran serta keuntungan dan kerugian menjadi seseorang yang tidak dimiliki oleh orang lain. Jujur aku gak suka menggunakan istilah Jomblo karena itu jelek banget dan punya kesan menderita banget menurutku, jadi aku pilih kata ganti dalam bahasa Inggris aja ya, Single.

Keuntungan dan kerugian berpacaran.

Keuntungan berpacaran yang pertama adalah ada yang perhatian. Senangnya punya pacar, tiap hari ada yang telepon atau mengirim pesan yang syarat akan perhatian. "Hai, lagi apa?", "Kamu jangan lupa makan ya.", atau bahkan disisipkan dengan panggilan spesial seperti, "Sayang, gimana keadaan kamu? Gak harus dirawat kan?" Perhatian ini membuat kita merasa diperhatikan dan penting, dan itu membuat kita bahagia.

Yang kedua adalah ada temen curhat. Dengan curhat kita jadi lebih lega. Didengar saat ngomong dan marah-marah doang aja bikin kita lebih lega, apalagi kalau ada yang bantu kasih saran dan nasehat.

Yang ketiga adalah ada temen nongkrong. Asiknya punya temen yang bisa dibawa kemana-mana dan dengan senang hati mau menemani kita, apalagi kalau orang itu adalah orang yang spesial. Sahabat itu spesial, tapi pacar juga spesial dan zaman sekarang kalau keluar saat weekend dengan pacar itu benar-benar afdol dan entah kenapa kalau aku pribadi sih merasa seperti bisa membuat orang sekitar iri, dan sebagai manusia normal aku bahagia dan puas dengan perasaan itu.

Sumber

Selanjutnya kerugian berpacaran. Yang pertama adalah pikiran yang bercabang. Berpacaran memaksa kita untuk bisa memikirkan pacar, namanya juga pacaran, masalah doi bisa jadi masalah kita juga karena salah satu keuntungan pacaran kan bisa curhat, otomatis dari curhat itu, kita jadi terbebani dengan masalah-masalah doi, belum lagi masalah kencan, kejutan, dan sebagainya. Sebenarnya secara gak langsung hal ini bisa membuat kita lebih dewasa karena beban pikiran kita bertambah dan kita dipaksa untuk bisa mengatasi masalah-masalah yang lebih besar daripada saat kita gak punya pacar. Tapi, bertambahnya beban pikiran ini juga bisa membuat kita lelah dan cepat stress apalagi kalau pacarnya rempong.

Yang kedua adalah gak bisa bebas bergaul dengan lawan jenis. Ini bisa memicu kecemburuan. Se-santai-santai-nya doi, tapi namanya juga pacar yang punya rasa memiliki, pasti merasa cemburu kalau ada orang lain yang deket sama kita apalagi kalau kedekatannya melebihi kedekatan kita dan doi.

Yang ketiga adalah ngabisin waktu, energi, dan materi *ini sih untuk yang pacarannya gak jelas*. Kalau pacarannya jelas dan serius gak akan kayak gini karena waktu, energi, dan materi bener-bener dipake untuk hal-hal penting dan gak wasting. Tapi yang namanya anak muda pasti pacarannya dipake buat yang gak jelas *udah lah akui aja*. Makan-makan di cafe tiap minggu, picnic, kasih hadiah yang minim manfaat (contohnya boneka segede orang yang mahal dan cuma ngabisin tempat serta bikin debu) *huft*. Tapi bagaimana kalau yang jelas dan serius itu gak berakhir dipelaminan atau sampai menutup mata a.k.a gak jodoh? Kita pasti akan mikir, "Duuuh kesel amat sih udah mah ngabisin waktu dua tahun jalan sama dia, taunya berakhir begini." atau "Ih gue udah ngabisin waktu buat ngobrol ngalor-ngidul sama dia tiap malem, ngabisin energi buat ngapelin dia, dan ngabisin duit untuk beli bensin dan tetekbengek pacaran cuma buat dia, taunya berakhir putus."

Keuntungan dan kerugian menjadi single.

Keuntungan menjadi single yang pertama adalah cuma mikirin diri sendiri. Ya gak diri sendiri juga siiih, keluarga dan teman-teman juga. Tapi paling tidak beban pikiran kita berkurang dengan tidak adanya pacar. Kita gak perlu mikirin nanti jalan kemana, nanti makan dimana, nanti kasih surprise apa, dan sebagainya.

Yang kedua bebas ngerjain hobi. Asiknya mengerjakan hobi kita tanpa ada distraction entah itu telepon atau pesan BBM doi atau mungkin komentar-komentar doi soal hobi kita terutama komentar gak enak.

Yang ketiga bebas gaul dengan siapapun. Bebas gaul dengan siapapun tanpa takut di-judge doi dan tanpa takut kita bikin doi cemburu. Asiknya bisa ngelaba cowo-cowo atau cewe-cewe kece di kampus tanpa takut doi cemburu. Kita jadi mudah dan lebih bebas untuk membuka jaringan baru.

Ini gue kayak pro banget sama status single ya hahaha.
Sumber

Selanjutnya kerugian menjadi single. Yang pertama adalah kesepian. Perasaan kesepian menurutku adalah perasaan terburuk yang orang bisa rasakan. Gak enak banget. Gak ada temen yang bener-bener bisa dipercaya untuk dijadiin temen curhat atau yang asik diajak nongkrong itu gak enak banget. Syukur sih kalau punya sahabat yang baik, amanah, dan asik. Tapi beda aja gitu kalau sama pacar ada sensasi tersendiri gituuu.

Yang kedua, gak ada yang mengontrol. Gak ada yang mengontrol segala kelakuan kita. Kalau ada pacar kan dikit-dikit salah diingatkan, kalau ada yang kurang doi dikasih masukan, dikasih nasehat. Ya gitu deh. Lebih terkontrol aja kalau ada pacar.

Yang terakhir, gak ada tempat berbagi. Kebahagiaan akan lebih terasa jika kita membagikan kebahagiaan yang kita punya. Kita punya makanan, akan lebih asik kalau kita makan bersama orang yang kita sayang. Mood kita lagi baik untuk jalan-jalan, saat kita jalan-jalan dengan pacar pastinya kita akan ketawa-ketawa dengan pacar dan mood baik itu menular dan bisa bikin kita makin happy kalau lihat orang yang kita sayang ketawa karena kita. Ya gitu deh pokoknya.

Intinya, pacaran atau tidak, ada untung-ruginya. Yang jelas, jalani hidup dengan total. Single, jadilah single yang berkualitas. Taken, jadilah pacar yang berkualitas.


See ya on my next post.

Comments

  1. jadi kalau km milih yang mana sekarang?

    keduanya sudah gue rasain dan segarang berada di posisi single, gue enak-enak aja Alhamdulillah gak perlu nyari temen kemana-mana buat di ajak jalan, karena udah punya satu sahabat cewek yang selalu ada dan bisa gue jadikan atm berjalan pula hihi

    salam kenal...

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku gak tau lebih enak yang mana. untuk sekarang ini mending single aja dulu, nikmati aja jalan sama temen2 dan nikmati proses pilih2.

      buset atm berjalan hahaha sahabat bisa jadi cemewew loh.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review: Critical Eleven (Film)

PS: Postingan ini bukan hanya berisi review film, tapi juga sedikit cerita pengalaman nekat menonton film naik motor sendiri Taktakan-Serang-Cilegon panas-panasan saat puasa. Alhamdulillah, rasa penasaranku terobati. I’ve finally watched Critical Eleven! Ya, rasanya memang selalu kurang afdol jika kamu sudah membaca sebuah karya yang menurutmu menarik, tapi kamu tidak menyaksikan karya tersebut dalam bentuk film. Ketika film dari buku yang kamu sukai muncul, setidaknya ada perasaan penasaran dan dorongan untuk membandingkannya dengan buku yang sudah kamu baca, kan? Setidaknya itulah yang terjadi padaku. Sabtu, 10 Juni 2017, tepatnya sebulan setelah film Critical Eleven mulai tayang di bioskop, aku melihat postingan instagram Ika Natassa yang merupakan penulis novel Critical Eleven, katanya film yang diangkat dari novelnya itu masih tayang di beberapa bioskop, salah satunya di Cilegon. Tanpa babibu aku langsung mengecek jadwal film di Cinema XXI Cilegon dan mendapati bahwa ku

Gila Followers?

Pernah baca "FOLLBACK GUE DONG..." di timeline twitter kalian atau di mention tab kalian? atau   "eh, follow blog gue ya!" yang disisipkan di antara komentar postingan blog kalian? atau  "woy, gue baru bikin tumblr nih. follow back ya!"  lewat chat facebook kalian atau di timeline twitter? Nah, kali ini gue cuma mau sharing aja ya tentang pengalaman gue tentang si gila followers . Jujur, jaman gue masih SMP (baru kenal twitter) kerjaan gue selain ngetwit ya minta difollow back sama artis-artis mancanegara. Tapi lambat laun gue tahu bahwa minta follow back orang yang belum dikenal itu sangat mengganggu dan gak sopan. Nah, sejak itu gue gak pernah minta follow back lagi kecuali kepada temen-temen deket gue yang baru bikin twitter. Beberapa bulan yang lalu... eh udah setahun sih, gue mendapati temen gue minta di-follow-back tumblr-nya karena dia baru membuat tumblr . Dia memberitahukan gue lewat chat facebook . Nah, karena gue gak enak hati sam

Do Not Rape Our National Heritages!

Today we can hear so many news on television about our national heritage which are stolen by other country.  We can search on google with the keyword “mencuri kebudayaan” and there are more than a million result in less than a second. It proved that there were bunch of people find the information about it. What kind of national heritage which is stolen by that country? Why are they steal our national heritages? And how to solve this case? Our national heritages is not only tangible heritages like Candi Borobudur or Taman Nasional Komodo, but we also have so many Intangible cultural heritages which is manifested through these points below: 1. Oral traditions and expressions (including Language). e.g., Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Melayu, Bahasa Madura, Bahasa Padang, etcetera. 2. Performing arts (such as traditional music, dance and theatre) e.g., Gamelan (from Center Java, East Java and Bali), Tari Pendet (from Bali), Lenong (from Jakarta, Indonesia), etcetera