Skip to main content

Komunikatour; Ajang Keakraban Mahasiswa Sekaligus Ajang Pencarian Ilmu dan Pengalaman

               Rabu, 24 September 2014 lalu kami keluarga besar Ilmu Komunikasi 2014 bersama rekan-rekan HIMAKOM mengadakan hajat besar tahunan yaitu Komunikatour yang merupakan salah satu rangkaian dari AKMIKO. Komunikatour sendiri adalah study tour, sedangkan AKMIKO adalah singkatan dari Ajang Keakraban Mahasiswa Ilmu Komunikasi. Jadi dapat dipastikan bahwa Komunikatour adalah study tour yang selain bertujuan untuk menambah ilmu, juga sebagai jalan untuk mengeratkan tali persahabatan antar sesama mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA. Lantas seperti apa Komunikatour itu? Apa saja yang kami dapatkan dari acara tersebut?
            Tentu kami para mahasiswa baru Ilmu Komunikasi UNTIRTA mendapatkan pengalaman baru sekaligus banyak sekali pelajaran berharga dari acara Komunikatour ini.
            Kami sudah berkumpul di lapangan basket UNTIRTA pukul 6 pagi. Beberapa dari kami menyantap sarapan, sebagian lagi mengobrol sambil menunggu beberapa teman lainnya yang masih berada di perjalanan menuju kampus tercinta. Sekitar pukul 06:30, dilaksanakanlah upacara sambutan dari Bapak Wakil Dekan 3, Gandung Ismanto, S.Sos., M.M. Beliau menyampaikan bahwa acara Komunikatour akan sangat berguna bagi kami dan tidak lupa beliau juga meninggalkan tugas ini untuk kami para mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2014.
            Sekitar pukul 8, kami baru berangkat menuju destinasi pertama kami yaitu Indonesia Kaya yang berada di Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Jujur, saya sama sekali tidak tahu apa itu Indonesia Kaya, apakah itu nama tempat atau nama sebuah acara. Saya sama sekali tidak penasaran untuk sekedar mengetik dua buah kata tersebut di mesin pencari google. Namun di tengah perjalanan rasa penasaran saya akan tempat yang akan kami tuju semakin menjadi-jadi, tapi tidak lantas membuat saya mengambil telepon pintar saya untuk mencari tahu soal itu. Saya memutuskan untuk membiarkan diri saya penasaran dan menemukan jawabannya ketika kami sudah sampai. Di sepanjang perjalanan, saya menghabiskan waktu dengan berbagi pengalaman dengan teman yang duduk disebelah saya, Erma. Kami sama-sama lulusan 2013, jadi bahan obrolan kami sangat cocok, tidak jauh-jauh dari perkuliahan di universitas kami yang lama serta pekerjaan-pekerjaan sampingan yang dia jalani sambil berkuliah. Memang benar tujuan dari Komunikatour adalah mencari ilmu dan mengenal rekan-rekan Ilmu Komunikasi UNTIRTA, baru saja di perjalanan, saya sudah mendapatkan banyak sekali pelajaran berharga tentang perjuangan menempuh pendidikan dan karir dari salah seorang teman.
            Sesampainya di Grand Indonesia, kami langsung menuju Indonesia Kaya dan sempat berfoto-foto ria di sana sebentar sebelum akhirnya kami masuk dan belajar banyak mengenai media-media komunikasi serta kebudayaan Indonesia. Terjawab sudah rasa penasaran saya setelah kami memasuki galeri Indonesia Kaya. Tempatnya terkesan seperti museum tapi dengan versi modern karena ada banyak sekali video-video interaktif dan layar-layar dengan software interaktif yang memungkinkan kami untuk belajar dengan mudah dan menyenangkan. Kami dapat mengetahui kebudayaan Indonesia melalui beberapa layar besar yang berjajar di dinding di sepanjang ruangan dan lorong di galeri Indonesia Kaya. Terlepas dari itu, tempatnya yang nyaman membuat saya betah berlama-lama di sana. Beberapa dari kami asik berfoto, mencoba piano klasik yang ada di sana, dan saya sendiri asik menyibukan diri dengan satu layar yang berisi informasi mengenai alat musik tradisional Indonesia berikut lagu-lagu serta petunjuk cara memainkannya. Saya merekam beberapa lagu yang saya bisa. Dengan memainkan angklung virtual tersebut, saya jadi ingat dan rindu akan masa SMP dan kuliah dulu. Saya sering sekali memainkan angklung di ruang musik saat di bangku SMP dulu, saat saya berkuliah di Bandung pun saya pernah mengikuti suatu UKM kesenian tradisional dan saya senang sekali ketika datang jadwal kami untuk belajar alat musik bambu yang berasal dari Jawa Barat tersebut.
            Tiba saatnya untuk salat Dzuhur, kami menunaikan ibadah wajib tersebut dan setelah selesai, kami bergegas menuju bus dan makan siang bersama. Kami pun lantas berangkat menuju Metro TV yang berada di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
            Ternyata kami sampai lebih awal. Acara baru di mulai sekitar jam 7 malam namun kami sudah sampai pukul 14:30 sore. Akhirnya kami pun menunaikan ibadah wajib umat Islam di sebuah masjid di lingkungan gedung Metro TV tersebut, mengobrol sambil menunggu waktu untuk ke studio Kick Andy. Barulah sekitar pukul 16:30 kami diperbolehkan masuk ke gedung Metro TV. Lagi, karena acara taping Kick Andy masih sekitar 2 jam lagi, kami pun menonton live performance dari sebuah grup musik lokal yang saya sendiri lupa apa nama grup mereka. Acara ini sangat menghibur, lumayan untuk mengisi waktu menunggu acara taping. Sehabis Maghrib, kami memasuki studio Kick Andy. Karena saya dan Erma sangat bersemangat untuk duduk di barisan depan, kami pun bergegas menuju studio tanpa menunggu teman-teman lainnya. Kami berdua duduk di barisan ketiga tepat di depan sang pembawa acara Kick Andy tersebut duduk. Saya yang baru pertama kali menonton acara secara langsung di studio cukup gugup dengan keadaan studio yang begitu keren dengan kamera di beberapa sisi.
            Kami semua diberi pengarahan oleh kru Metro TV sebelum acara dimulai. Kami diarahkan untuk menaati peraturan-peraturan yang ada, dapat bertepuk tangan dengan kompak, dan lain sebagainya. Setelah segala pengarahan itu selesai, ada sebuah grup musik yang menghibur kami sambil menunggu taping dimulai. Beberapa menit setelahnya, tibalah saatnya acara utama. "Bang Andy", itulah sapaan kami, para penonton di studio untuk memanggilnya ke luar ke hadapan kami para audiens talk shownya.
            "Jadi dia Andy F. Noya yang sering aku lihat di TV" itulah kalimat yang pertama kali muncul di benak saya saat pertama kali saya melihat sesosok pembawa acara kondang yang sudah bertahun-tahun menghiasi layar kaca masyarakat Indonesia. Dia pun mulai mengisi acara dengan percakapan ringan dengan para penonton disertai guyonan-guyonan khasnya. Lancar, rileks, terlihat sangat profesional. Pada saat itu juga saya merefleksikan gaya bicaranya serta pembawaan dirinya dengan apa yang ada pada diri saya. Saya adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi, bisakah saya sepertinya? Terlihat santai dan sangat supel. Saya benar-benar dapat merasakan rasa dengki menjalar di otak dan di dada ini. Saya adalah tipikal introvert, entahlah, yang saya tahu saya belajar Ilmu Komunikasi karena saya ingin menjadi pribadi yang tidak kaku dan menyenangkan seperti yang dapat saya lihat pada kebanyakan orang dari jurusan Ilmu Komunikasi. Seketika itu juga saya ingin menjadi seramah orang yang saat itu berada di atas panggung studio Kick Andy. Entah saya akan bisa menjadi lebih supel atau tidak.
            Tidak lama kemudian, setelah Bang Andy berbincang-bincang dengan para penonton di studio, tibalah saatnya dia memanggil bintang tamu yang akan mengisi acaranya. Yang pertama adalah seorang pengusaha kerajinan bonggol jagung. Saya lupa nama beliau namun yang saya tahu beliau adalah sosok yang sangat menginspirasi karena keberaniannya untuk maju mencoba hal baru. Beliau benar-benar memulai bisnisnya dari nol. Bahkan beliau mempertaruhkan semua ijazahnya dengan membakar semua ijazahnya sebagai pembuktian bahwa beliau benar-benar kecewa dengan sistem di Indonesia dengan kenyataan bahwa ijazahlah yang menentukan segalanya, dari mulai pekerjaan hingga status sosial. Saya sendiri baru mendengar kerajinan dari bonggol jagung. Hasil karya bonggol jagungnya sangat indah dan bermanfaat. Di akhir sesi, beliau membagikan 14 kerajinan dari bonggol jagung tersebut kepada para penonton yang mendapatkan kupon B.
            Selanjutnya adalah seorang pengusaha anyaman plastik. Lagi-lagi saya lupa siapa nama beliau, namun beliau adalah seorang yang kreatif dan menginspirasi kaum muda dengan niat tulus membersihkan lingkungan dari limbah plastik dari pabrik kapas. Alhamdulillah, saya mendapatkan kupon A yang berarti saya mendapatkan sebuah benda hasil kerajinan anyaman plastik itu.
            Yang terakhir adalah seorang mantan sekretaris DPR yang dapat mengubah limbah plastik menjadi benda-beda berdaya jual tinggi. Lagi-lagi saya lupa nama beliau. Beliau adalah orang yang sangat humoris menurut saya karena di sepanjang perbincangannya bersama Andy F. Noya beliau sangat lucu dan beberapa kali memancing tawa para penonton di studio. Karya-karyanya berupa lampu hias berwarna-warni dapat dibawa pulang oleh orang-orang yang mendapatkan kupon L.
            Di akhir acara, Bang Andy menutup acara dan memberi tahukan bahwa masing-masing dari kami akan mendapatkan sebuah buku yang syarat akan makna dan menginspirasi. Ada pula penampilan langsung dari Kandank Jurank Doank. Saya benar-benar terkesan dengan acara yang pertama kali saya lihat secara langsung. Sungguh pengalaman yang sangat berharga.
            Kami sempat berfoto bersama di studio sebelum menuju ke kendaraan yang akan mengantar kami pulang. Setelah berfoto ria, kami mengambil barang-barang serta buku gratis dari acara ini. Saya benar-benar senang mengikuti rangkaian acara Komunikatour. Ini merupakan pengalaman yang luar biasa.
            Sebelum berangkat, mendadak teman saya, Erma ingin pergi ke kamar kecil. Saya pun lantas mengantarnya untuk kembali ke gedung Metro TV yang letaknya cukup jauh dari tempat parkir bus kami. Namun tidak sia-sia, di sana kami bertemu dengan Bang Andy dan sempat foto bersama untuk kenang-kenangan.

            Sepulangnya kami ke Serang, saya dapat melihat ekspresi lelah sekaligus puas dan senang atas suksesnya acara Komunikatour ini. Saya pun merasakan hal yang sama seperti apa yang teman-teman saya rasakan. Saya lelah, namun saya tahu bahwa saya mendapatkan bahan tulisan baru untuk dimuat di blog pribadi saya. Terima kasih teman-teman, terimakasih HIMAKOM, terimakasih Ilmu Komunikasi UNTIRTA yang telah menjadi perantara antara saya dan pengalaman-pengalaman baru saya yang sangat berharga. Ich liebe Ilmu Komunikasi UNTIRTA.
Foto gak jelas, namanya juga foto pakai handphone dan kiriman via LINE.

Dengan siapa tuh hayooo?

Well, sebenarnya ini tugas yang dikasih bapak dekan sih, tapi ya sudahlah daripada blog ini aku anggurin gak ada tulisan sama sekali. Akhir-akhir ini jarang ngeblog. Sibuk. Jiaaah alesannyaaa enggak banget dah.

Comments

Popular posts from this blog

Review: Critical Eleven (Film)

PS: Postingan ini bukan hanya berisi review film, tapi juga sedikit cerita pengalaman nekat menonton film naik motor sendiri Taktakan-Serang-Cilegon panas-panasan saat puasa. Alhamdulillah, rasa penasaranku terobati. I’ve finally watched Critical Eleven! Ya, rasanya memang selalu kurang afdol jika kamu sudah membaca sebuah karya yang menurutmu menarik, tapi kamu tidak menyaksikan karya tersebut dalam bentuk film. Ketika film dari buku yang kamu sukai muncul, setidaknya ada perasaan penasaran dan dorongan untuk membandingkannya dengan buku yang sudah kamu baca, kan? Setidaknya itulah yang terjadi padaku. Sabtu, 10 Juni 2017, tepatnya sebulan setelah film Critical Eleven mulai tayang di bioskop, aku melihat postingan instagram Ika Natassa yang merupakan penulis novel Critical Eleven, katanya film yang diangkat dari novelnya itu masih tayang di beberapa bioskop, salah satunya di Cilegon. Tanpa babibu aku langsung mengecek jadwal film di Cinema XXI Cilegon dan mendapati bahwa ku

Gila Followers?

Pernah baca "FOLLBACK GUE DONG..." di timeline twitter kalian atau di mention tab kalian? atau   "eh, follow blog gue ya!" yang disisipkan di antara komentar postingan blog kalian? atau  "woy, gue baru bikin tumblr nih. follow back ya!"  lewat chat facebook kalian atau di timeline twitter? Nah, kali ini gue cuma mau sharing aja ya tentang pengalaman gue tentang si gila followers . Jujur, jaman gue masih SMP (baru kenal twitter) kerjaan gue selain ngetwit ya minta difollow back sama artis-artis mancanegara. Tapi lambat laun gue tahu bahwa minta follow back orang yang belum dikenal itu sangat mengganggu dan gak sopan. Nah, sejak itu gue gak pernah minta follow back lagi kecuali kepada temen-temen deket gue yang baru bikin twitter. Beberapa bulan yang lalu... eh udah setahun sih, gue mendapati temen gue minta di-follow-back tumblr-nya karena dia baru membuat tumblr . Dia memberitahukan gue lewat chat facebook . Nah, karena gue gak enak hati sam

Do Not Rape Our National Heritages!

Today we can hear so many news on television about our national heritage which are stolen by other country.  We can search on google with the keyword “mencuri kebudayaan” and there are more than a million result in less than a second. It proved that there were bunch of people find the information about it. What kind of national heritage which is stolen by that country? Why are they steal our national heritages? And how to solve this case? Our national heritages is not only tangible heritages like Candi Borobudur or Taman Nasional Komodo, but we also have so many Intangible cultural heritages which is manifested through these points below: 1. Oral traditions and expressions (including Language). e.g., Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Melayu, Bahasa Madura, Bahasa Padang, etcetera. 2. Performing arts (such as traditional music, dance and theatre) e.g., Gamelan (from Center Java, East Java and Bali), Tari Pendet (from Bali), Lenong (from Jakarta, Indonesia), etcetera