Skip to main content

Kepergok Memberi Contekan

Hari ini adalah hari paling WOW! Remedial matematika bikin gue stress semalam sebelum hari ini. Ke-stress-an gue ini gue lampiaskan dengan cara online dari sore sampai malam. Saat mata gue udah capek menatap layar laptop, gue putuskan untuk tidur dan belajar matematika sehabis solat subuh. Tapi Alhamdulillah banget, rencana gue untuk bangun subuh gagal total. Ini semua karena saat gue bangun (sekitar jam 04:30) tangan kiri gue sakit banget. Awalnya gue kira gue cuma salah tidur, tapi pas gue coba untuk ganti posisi tidur, tangan kanan gue juga terasa sakit banget. Akhirnya gue pun tidur lagi karena merasa gak kuat untuk belajar matematika. Gue bangun sekitar jam 06:00---anjrit pas gue turun dari tempat tidur perut gue terasa sakit, tangan gue juga sakitnya makin menjadi-jadi, gue pun mengambil kesimpulan bahwa sakitnya badan gue bukan karena salah posisi tidur melainkan karena olahraga push up dan sit up yang gue lakukan kemarin.

Gue pun berangkat ke sekolah dengan muka lesu. Bad mood gara-gara kejadian kemarin emang gak bisa hilang begitu saja, ditambah lagi dengan badan gue yang sakit dan remedial matematika membuat gue malas ke sekolah. Pelajaran ekonomi di jam pertama gue habiskan dengan memikirkan hal lain (berimajinasi), gue juga gak mencatat apa yang di tulis ibu guru di papan tulis. Gue juga memikirkan rencana supaya gue gak ikutan remedial matematika. Sempat ada pikiran untuk izin pulang dengan alasan sakit (gue emang beneran sakit---badan gue pegal). Tapi gue urungkan niat gue dan nekat ikutan remedial matematika padahal gue sama sekali gak belajar.

Remedial matematika (Btw, semuanya di remedial loh. Bukan gue aja yang dapet remedial) berjalan dengan lancar, sampai Vivi menanyakan satu soal matematika ke gue. Gue mengerjakan soal yang Vivi tulis di kertas lembar dan gue berikan kertas yang sudah berisi jawaban dari gue itu. Tapi tiba-tiba Bapak Edi (Guru matematika gue tercinta) berdiri dari peraduannya dan berjalan ke arah gue dan Vivi. Saat itu gue udah siap untuk dimaki-maki.

Jegerrrrrrr… akhirnya Pak Edi pun merebut kertas yang berisi jawaban gue tadi.

“Ngapain kamu nulis ini? Ini tulisan kamu kan?”

“Iya pak, itu buat saya.” suara Vivi terdengar samar membuat gue menoleh menghadapnya.

“Ngapain kamu nulis-nulis begini? Ngabisin waktu aja! Ini aja belum tentu bener. Kerjain aja punya kamu, punya kamu juga belum tentu bisa dikerjain.” Pak Edi pun melanjutkan, “Ini namanya bukan ke-bodoh-an lagi, tapi ke-tolol-an!”

Pak Edi ngomong gitu sambil memukul-mukulkan kertas Vivi ke kepala gue. Setelah puas menasihati gue, ia pun pergi dengan membawa kertas yang berisi jawaban gue tadi.

Padahal sumpah ya, gue gak pernah membantu Vivi untuk mengerjakan soal matematika sampai menuliskan cara pengerjaannya sedetail itu. Eh, sekalinya gue membantu Vivi malah ketahuan. Nasib... nasib...

Sumpah, gue mendadak sakit perut. Sepertinya kupu-kupu di perut gue mati semua gara-gara shock.

Alhasil, gue pun gak bisa berkonsentrasi untuk mengerjakan soal-soal selanjutnya.

Dear, Pak Edi... Bapak kayak gak pernah muda aja. Menyontek dan memberi contekan saat ulangan bagi anak-anak sekolah (dari SD sampai SMA bahkan kuliah) itu sudah biasa pak! Gak usah lebay ketika bapak mendapati anak didik bapak menyontek dan memberi contekan! Apalagi sampai dibilang tolol segala. Siapa juga yang mau dibilang tolol pak? Saya saja sebagai manusia yang miskin ilmu gak mau dibilang tolol.

Comments

  1. Wkakakakak..Lg apes aja tu
    jadi inget jaman SMA dulu, pernah ketahuan pas mau buka contekan, padahal udah hati-hati banget..
    Btw, pak Edi suruh baca postingan ini aja :D

    ReplyDelete
  2. gila lo! ntar pak edi bisa menyabet gue pake kumisnya yang tebel itu. muahahahaaa

    ReplyDelete
  3. Pak Edi mungkin langsung gede dan jadi guru kayak gatotkaca gitu ya...hhehe

    salam kenal ya..

    ReplyDelete
  4. wkaka aku juga pernah .. rasanya berharap hari itu juga ada bencana amnesia sedunia deh biar gurunya lupa kalo habis mergokin aku nyontek hihi

    nice post. salam kenal XD

    visit back ya

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review: Critical Eleven (Film)

PS: Postingan ini bukan hanya berisi review film, tapi juga sedikit cerita pengalaman nekat menonton film naik motor sendiri Taktakan-Serang-Cilegon panas-panasan saat puasa. Alhamdulillah, rasa penasaranku terobati. I’ve finally watched Critical Eleven! Ya, rasanya memang selalu kurang afdol jika kamu sudah membaca sebuah karya yang menurutmu menarik, tapi kamu tidak menyaksikan karya tersebut dalam bentuk film. Ketika film dari buku yang kamu sukai muncul, setidaknya ada perasaan penasaran dan dorongan untuk membandingkannya dengan buku yang sudah kamu baca, kan? Setidaknya itulah yang terjadi padaku. Sabtu, 10 Juni 2017, tepatnya sebulan setelah film Critical Eleven mulai tayang di bioskop, aku melihat postingan instagram Ika Natassa yang merupakan penulis novel Critical Eleven, katanya film yang diangkat dari novelnya itu masih tayang di beberapa bioskop, salah satunya di Cilegon. Tanpa babibu aku langsung mengecek jadwal film di Cinema XXI Cilegon dan mendapati bahwa ku

Review: Himouto! Umaru-chan (Anime TV Series)

Cover Serial Televisi Anime Himouto! Umaru-chan Judul                 : Himouto! Umaru-chan Penulis              : Takashi Aoshima Sutradara         : Masahiko Ohta Tahun Tayang : 2015 Himouto! Umaru-chan adalah serial manga yang  ditulis oleh Sankaku Head yang kemudian diadaptasi ke dalam serial televisi pada tahun 2015 lalu, tepatnya anime ini tayang pada tanggal 9 Juli 2015 hingga 24 September 2015. Kemarin saya baru saja selesai menonton serial anime ini. Hanya ada 12 episodes, sehingga tidak membutuhkan banyak waktu untuk mengetahui akhir cerita serial anime bergenre komedi ini. Umaru adalah seorang gadis SMA yang sangat pintar, berbakat, baik hati, sangat cantik, serta menarik, sangat sempurna sehingga semua orang menyukainya. Namun sifat-sifat tersebut berubah drastis seketika Umaru masuk ke dalam apartemen kecil kakaknya, Taihei. Umaru berubah menjadi seorang pemalas. Ia hanya mau bermain game, makan, dan tidur. Oke, langsung lanjut ke epis

Do Not Rape Our National Heritages!

Today we can hear so many news on television about our national heritage which are stolen by other country.  We can search on google with the keyword “mencuri kebudayaan” and there are more than a million result in less than a second. It proved that there were bunch of people find the information about it. What kind of national heritage which is stolen by that country? Why are they steal our national heritages? And how to solve this case? Our national heritages is not only tangible heritages like Candi Borobudur or Taman Nasional Komodo, but we also have so many Intangible cultural heritages which is manifested through these points below: 1. Oral traditions and expressions (including Language). e.g., Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Melayu, Bahasa Madura, Bahasa Padang, etcetera. 2. Performing arts (such as traditional music, dance and theatre) e.g., Gamelan (from Center Java, East Java and Bali), Tari Pendet (from Bali), Lenong (from Jakarta, Indonesia), etcetera