Skip to main content

Bullying

Bullying=Intimidasi=Penindasan *jadi gak apa-apa ya, gue pakai ke-3 istilah itu.*

Untuk definisinya bisa dicari di wikipedia.org ya.

Gue rasa semua yang baca postingan ini pasti pernah merasakan ditindas maupun menindas. Gue pun begitu, sebagai seorang siswa kelas 2 SMA, yang udah merasakan manis pahitnya sekolah selama 11 tahun ditambah 2 tahun TK pernah juga merasakan ditindas dan menindas.

Sebenarnya ada 2 kategori bullying; direct dan indirect (baca lagi di artikel Bullying dari wikipedia). Gue juga pernah merasakan ditindas dan menindas secara langsung maupun tidak langsung.

Dulu saat gue masih SD kelas 1 dan 2 tepatnya, gue adalah orang yang pendiam banget hampir gak bisa ngomong. Sebenarnya ini sih emang sifat turunan dari mama ya, dulu juga mama adalah seorang yang pendiam seperti gue, bahkan lebih parah. Ya, sepertinya gue adalah orang paling pendiam di kelas pada saat itu. Gue cuma punya seorang temen, dia temen TK gue sekaligus tetangga gue. Gue terus mengikuti dia kemanapun dia pergi. Sampai akhirnya tempat duduk kami dipisah. Saat itu gue benar-benar sendirian, gak punya temen yang bisa diajak ngobrol dan itu membuat gue berusaha untuk ngobrol sama temen-temen gue yang lain.

Kelas 3 SD gue udah gak terlalu pendiam, gue udah bisa mingle sama yang lain walaupun gak semua. Tapi justru disinilah semuanya dimulai. Gue dibully, bahkan oleh temen-temen sebangku gue. Kelas 3 SD (sebenarnya gue GAK INGAT apakah gue pernah dibully SEBELUM gue kelas 3 SD) gue udah pernah merasakan bagaimana rasanya dibully secara fisik maupun psikologis. Saat itu gue sering banget diejek sama temen-temen sekelas gue.

Kelas 4 dan 5 SD pun sama, bahkan lebih parah. Ada beberapa kata yang sangat menyiksa gue secara psikologis (bisa dibilang indirect bullying) yang sampai sekarang masih menempel di otak gue;

"Nisa, lo kok GOBLOK sih padahal lo udah kursus sana-sini. Ifa aja yang gak pernah kursus ranking terus tuh." -red penciled atau 

"Ih lo tuh apaan? Payah! adik-adik lo aja pada dapet ranking masa lo gak sih Nis?" -red penciled atau

"Eh Nisa, Si Kharisma aja ranking 3, Si Zenith apalagi beuhhh ranking 1 kok lo kakaknya malah gak pernah dapet ranking sih? Goblok amat lo." -red penciled atau 

"hahahaha Nisa foto lo kayak nenek-nenek, kurus amat sih lo!" -red penciled atau

"Eh, tenggek (maksudnya kepala miring. kepala gue emang agak miring, ya gue kayak gini emang dari lahir karena gue lahirnya nyungsang.)" -red penciled atau

Wah... masih banyak lagi deh (kebanyakan dari mereka mengejek fisik gue), belum lagi yang menjelek-jelekan gue dari belakang bahkan memfitnah gue. Ada juga yang secara fisik (direct bullying) seperti kedua temen gue yang pernah jendulin kepala gue menggunakan jari-jari mereka yang cantik itu. Kepala gue dijendulin bolak-balik sama kedua temen gue.

Kelas 1 SMP gue juga merasakan bagaimana rasanya ditindas. Yang satu ini lebih parah. Yang satu ini juga membangunkan gue dari tidur gue yang nyenyak, menyadarkan gue tentang kerasnya dunia, bahkan mengubah gue menjadi manusia yang gak innocent lagi. Yang satu ini benar-benar mampu membuka mata gue lebar-lebar untuk menyadari bahwa zaman sekarang kita gak boleh terlalu polos! Karena gak semua yang ada di dunia ini itu baik. Yang namanya indirect bullying dan direct bullying juga gue rasakan saat gue kelas 1 SMP.

Kejadian-kejadian yang gak mengenakan saat kelas 1 SMP ini sulit gue ceritakan disini. Udah nyerah gue. Yang pasti saat itu adalah masa yang paling suram dalam hidup gue. Ya Allah, semoga hamba-Mu ini gak akan pernah merasakan hal seperti itu lagi begitu juga dengan generasi penerusnya.

Kelas 2 SMP, kelas 3 SMP, kelas 1 SMA, sampai gue kelas 2 SMA pun gue pernah merasakan dibully.

Gue gak ngerti mengapa gue bisa dibully. Sebenarnya apa salah gue? Rasanya gue gak pernah melakukan kesalahan apapun (atau mungkin gue pernah salah tapi gue gak sadar akan kesalahan gue). Gue innocent, gak pernah membully orang karena gue selalu menuruti nasehat orang tua gue bahwa gue gak boleh mengejek siapapun itu karena itu gak baik. Kalau ada yang mengejek gue, gue gak boleh membalas dengan ejekan juga, tapi gue harus mengingatkan mereka yang mengejek gue bahwa mengejek itu gak baik dan gue juga harus bilang ke mama kalau ada orang yang mengejek gue.

Setiap gue tanya ke temen-temen gue (yang bener-bener tahu gue dan dekat sama gue, "sebenernya apa sih yang bikin mereka membully gue?" mereka pasti menjawab, "Mereka buta kali, mana bisa ngebully orang kayak lo? Atau mereka iri sama lo." gue gak ngerti deh.

Cerita gue gak hanya sampai disitu... gue juga pernah membully.

SD gue pernah membully. Tapi gue gak pernah membully orang yang gak pernah membully gue (gue cuma membully untuk membela diri gue).

Kelas 2 SMP, gak tau kenapa gue jadi suka membully orang-orang yang menurut gue lemah seperti temen-temen gue yang menurut gue gak akan bisa melawan gue kalau gue bully dan adik-adik gue. Gue seperti ketagihan untuk membully orang gitu.

Tapi setelah gue analisa kejadian-kejadian yang pernah gue alami, gue ngerti semuanya. Semua sebab dan akibat dari kejadian-kejadian gak mengenakan yang gue alami saat gue masih duduk di bangku SD sampai sekarang, di sekolah maupun di luar sekolah.

Sebenarnya gue membully itu karena gue dendam. Dendam kepada orang-orang yang pernah membully gue. Dendam itu gue lampiaskan kepada orang-orang yang gak bersalah dan orang-orang yang menurut gue lemah. Tapi itu semua karena gue gak ngerti. Gue hanya dikuasai oleh emosi yang membuat gue berbuat seenaknya kepada orang-orang yang gak bersalah. Pokoknya gue minta maaf kepada semuanya yang pernah gue bully.

Ternyata gue gak salah dan gak bisa disalahkan, semua orang yang pernah mengalami seperti gue (yang pernah merasakan membully dan dibully) pun gak salah dan gak bisa disalahkan. Mungkin orang-orang yang pernah membully gue juga dulunya pernah merasakan dibully, makannya mereka melampiaskan dendam mereka ke gue yang gak bersalah. Gue juga udah memaafkan orang-orang yang pernah membully gue.


Jadi kesimpulannya; Jangan pernah menindas sesama, karena itu akan membuat kamu ketagihan untuk terus menindas. Kamu juga bisa membuat orang-orang yang kamu tindas mendapatkan dampak negatif dari perbuatanmu baik dampak jangka pendek seperti luka memar di tubuh maupun jangka panjang seperti cacat fisik, stress karena menyembunyikan dendamnya sendiri, hingga membalaskan dendam mereka kepada orang-orang yang gak bersalah karena mereka terjerat emosi dendam kepadamu yang mereka pendam karena takut untuk melakukan pembalasan dendamnya kepadamu. Dan jika kamu dibully, jangan takut untuk laporkan kepada orang yang lebih mengerti dan yang sekiranya dapat mengatasi masalah bullying secara bijaksana (seperti orang tua dan guru). Tanamkan pikiran positif pada dirimu supaya kamu dapat memaafkan mereka yang pernah membully kamu dan menghilangkan rasa dendam yang terpendam. Dan jika kamu melihat ada orang yang dibully, jangan terburu-buru untuk menolongnya karena kamu harus melihat keadaan sekitar TKP (apakah orang-orang yang membully masih ada di sekitar TKP atau tidak) jika masih ada, jangan coba-coba untuk menolong si korban karena kamu bisa jadi incaran penindasan mereka juga. Tetapi jika mereka sudah tidak ada di TKP, barulah kamu bisa membantunya untuk berdiri dan memberikan mereka harapan untuk terus bertahan. Sebenarnya tidak selalu begitu sih, kamu bisa melihat siapa yang membully dan dibully. Jika kamu merasa mampu untuk melerai penindasan yang kamu lihat, kamu bisa langsung menghadapi si pelaku dan menasihatinya. But still, jangan coba-coba kalau pelaku bullyingnya adalah segerombolan preman bersenjata yang bisa melukai kamu. Tapi yang jelas, bantulah para korban bullying agar mereka bisa berdiri kembali.

Ahhh air mata gue udah mengalir cukup deras nih. Semoga bermanfaat ya untuk kalian yang pernah merasakan apa yang gue rasakan. Dan gue punya rekomendasi lagu-lagu yang bisa membuat kalian bangkit lagi.



Dan gue meneteskan air mata saat gue melihat video ke-2, videonya bener-baner membuat gue ingat akan masa-masa suram gue dan juga masa-masa saat gue menyakiti orang-orang yang gak bersalah.

Untuk kedepannya gue akan mencoba untuk bersikap baik. Tidak mau dibully lagi dan tidak mau membully lagi. Gue tau itu sangat sulit, karena hidup kita gak akan pernah jauh dari yang namanya bullying. Tapi gue akan terus berusaha untuk menjadi gue yang lebih baik dari gue yang sekarang.

Comments

  1. Hmm..
    Bully-membully..

    saya gak ingat deh, dulu pernah gak yaa??
    Kalo saya mungkin kena fenomena yang berbeda..
    suka asiik sendiri dan gak perhatian sm sekitar..

    a.k.a anti sosial gak akut sih. tapi biasanya sih ini tipe remaja cari aman

    ReplyDelete
    Replies
    1. gue juga gitu. gue diam aja, pendiam malahan ditambah lagi gue ignorant banget. tapi gak tau deh kenapa mereka ngebully gue. mungkin mereka iri sama gue kali ya? *iri dari segi apanya?*

      Delete
  2. hem kalo gue sama temen gue. membully itu buat seru seruan doang :) jadi gak ada maksud dendam atau dengki hehe jadi hanya untuk menghibur semata :)

    ReplyDelete
  3. Di jaman SD sampe SMP, yang namanya membully emang banyak banget terjadi... biasanya siswa yang merasa lebih kuat, lebih gede badannya, bakalan membully yang badannya lebih kecil... entah dengan memojokkan, ngajak berantem, atau sekedar dijailin abis2an... pas udah SMA bullying makin parah... bisa beneran dikeroyok atau apapun, bahkan sampe menghina orang tua...

    Gue pernah di bully waktu SMP, gara2 gue introvert and kerjaan gue cuman ngegambar di klas. Gambar2 Gue disobek2 sama si pembully dan di sebar di depan kelas. Tapi pas SMA gue berubah, gue berusaha maju and lebih berani, sampe akhirnya ngga ada lagi yg berani membully gue...

    Bullying bisa bikin orang stress, tapi klo berhasil menahannya, bisa juga jadi motivasi untuk berubah biar ngga dibully lagi...

    Aaaahhh, maap yak komennya panjang banget... jadi curhat... XDD

    ReplyDelete
  4. gak sadar ternyata dosa gue banyak jugak.
    gue gak pernah ke bully tapi selalu membuli orang laen make kata kasar berupa Sarkas ataupun kata santun yang intinya tetep aja buli.

    oke deh, abis ini gue insaf

    ReplyDelete
  5. jaman SMP aku mbuli, jaman SMA aku dibuli :3

    ReplyDelete
  6. ninuk: kalau menurut gue sih mendingan dikurangin deh, walaupun bercanda tapi kalau orang yang dibully-nya sakit hati kan kasihan apalagi kalau mereka gak berani ngomong langsung (gue ngomong gini juga karena temen gue ada yg pernah curhat ke gue).
    kak glen: sama kak! gue juga pas SMP dibully abis-abisan tapi pas SMA udah berani ngomong langsung buat menghentikan mereka, jadi sekarang udah gak pernah dibully lagi.
    aziz: ayo insaffff... karena kita gak akan tahu perasaan orang-orang yang dibully sebelum kita merasakan bagaimana rasanya dibully seperti mereka.
    rini: itu karma deh kayaknya :D

    ReplyDelete
  7. Thanks udah berbagi cerita ini.. Gue jadi tau apa yang harus gue lakuin. :)

    ReplyDelete
  8. Kayak hutan rimba aja yah.
    Yang kuatlah yang akan menang.hha

    Semoga semua orang-orang yang tidak menghargai perbedaan dan tidak mensyukuri nikmat-Nya cepat diberi hidayah :)

    ReplyDelete
  9. aku juga pernah, waktu itu SMA dan hdup berasrama... habislah di bully senior,

    ktika aku jadi senior, nyoba dikit aja, dan memng asiik...

    tapi aku gga suka dibully n membully, menzalami orang lain

    ReplyDelete
  10. ilham: alhamdulillah ternyata cerita gue bermanfaat juga ya.
    uchank: amin...
    sabda awal: bagus deh, emang dibully dan membully itu sama-sama gak enak.

    ReplyDelete
  11. itu sindiran diri sendirinya dalem banget wkwk

    ReplyDelete
  12. pernah dibuli senior :(

    tapi yaaa udah nggak ada lagi sih. heheh :)

    ReplyDelete
  13. semoga para pembully cepat mendapat hidayah dan bertaubat. Pada saat itu gue akan muncul sbg 'The Next Buller' hahahaha :D

    ReplyDelete
  14. The suffering we experience at the death of a child with a second compelling reason to choose this device over something like the
    EVO 4 G and more of a magazine than book feel. Please use the sexcam comments section to let
    us know what you think right now, and Apple has solved the same problem here that we'd had on other Galaxy S models in September.

    Here is my web page sex chat

    ReplyDelete
  15. Great info. Lucky me I discovered your website by accident (stumbleupon).
    I've bookmarked it for later!

    Here is my blog :: houses to rent

    ReplyDelete
  16. If you think that the Fleshlight is an awesome male sex toy in the world to escape so lightly.
    Tennis, golf, martial arts, hiking and cycling are just a few of the fleshlight things that frequently triggers the beginning of the war the RIAF had only 6 squadrons of operational
    aircraft. Which is safer: the iPhone or Microsoft's own Surface, but it might be a move toward increased coverage with increased restrictions accompanying this coverage.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review: Critical Eleven (Film)

PS: Postingan ini bukan hanya berisi review film, tapi juga sedikit cerita pengalaman nekat menonton film naik motor sendiri Taktakan-Serang-Cilegon panas-panasan saat puasa. Alhamdulillah, rasa penasaranku terobati. I’ve finally watched Critical Eleven! Ya, rasanya memang selalu kurang afdol jika kamu sudah membaca sebuah karya yang menurutmu menarik, tapi kamu tidak menyaksikan karya tersebut dalam bentuk film. Ketika film dari buku yang kamu sukai muncul, setidaknya ada perasaan penasaran dan dorongan untuk membandingkannya dengan buku yang sudah kamu baca, kan? Setidaknya itulah yang terjadi padaku. Sabtu, 10 Juni 2017, tepatnya sebulan setelah film Critical Eleven mulai tayang di bioskop, aku melihat postingan instagram Ika Natassa yang merupakan penulis novel Critical Eleven, katanya film yang diangkat dari novelnya itu masih tayang di beberapa bioskop, salah satunya di Cilegon. Tanpa babibu aku langsung mengecek jadwal film di Cinema XXI Cilegon dan mendapati bahwa ku

Do Not Rape Our National Heritages!

Today we can hear so many news on television about our national heritage which are stolen by other country.  We can search on google with the keyword “mencuri kebudayaan” and there are more than a million result in less than a second. It proved that there were bunch of people find the information about it. What kind of national heritage which is stolen by that country? Why are they steal our national heritages? And how to solve this case? Our national heritages is not only tangible heritages like Candi Borobudur or Taman Nasional Komodo, but we also have so many Intangible cultural heritages which is manifested through these points below: 1. Oral traditions and expressions (including Language). e.g., Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Melayu, Bahasa Madura, Bahasa Padang, etcetera. 2. Performing arts (such as traditional music, dance and theatre) e.g., Gamelan (from Center Java, East Java and Bali), Tari Pendet (from Bali), Lenong (from Jakarta, Indonesia), etcetera

Gila Followers?

Pernah baca "FOLLBACK GUE DONG..." di timeline twitter kalian atau di mention tab kalian? atau   "eh, follow blog gue ya!" yang disisipkan di antara komentar postingan blog kalian? atau  "woy, gue baru bikin tumblr nih. follow back ya!"  lewat chat facebook kalian atau di timeline twitter? Nah, kali ini gue cuma mau sharing aja ya tentang pengalaman gue tentang si gila followers . Jujur, jaman gue masih SMP (baru kenal twitter) kerjaan gue selain ngetwit ya minta difollow back sama artis-artis mancanegara. Tapi lambat laun gue tahu bahwa minta follow back orang yang belum dikenal itu sangat mengganggu dan gak sopan. Nah, sejak itu gue gak pernah minta follow back lagi kecuali kepada temen-temen deket gue yang baru bikin twitter. Beberapa bulan yang lalu... eh udah setahun sih, gue mendapati temen gue minta di-follow-back tumblr-nya karena dia baru membuat tumblr . Dia memberitahukan gue lewat chat facebook . Nah, karena gue gak enak hati sam