Buka
puasa bersama atau yang lebih sering disingkat bukber, merupakan ajang berkumpul dan bersilaturahminya keluarga
besar, teman-teman, hingga orang-orang yang telah lama tidak berjumpa.
Kesempatan reuni dengan kawan lama juga sering sekali diadakan sekaligus
berbuka puasa. Puasa, sebuah momen yang berlangsung sebulan penuh, sekali
setahun dalam kalender tahun Islam. Dan ketika menyebut kata puasa, banyak
orang mengaitkannya dengan ladang pahala dimana mereka sangat termotivasi untuk
beribadah dan bertaubat, memaksimalkan ibadah mereka selama sebulan penuh.
Namun untuk sebagian orang lagi, puasa memang ibadah, tapi pikiran mereka juga
dipenuhi dengan agenda buka puasa bersama dengan beberapa kelompok pertemanan,
keluarga, organisasi, dan sebagainya. Dan masih banyak lagi arti bulan puasa
lainnya.
Aku sendiri setiap tahunnya berusaha
untuk memaksimalkan ibadahku, aku pun selalu senang untuk berbuka puasa bersama
sambil bersilaturahmi. Saat berbuka puasa bersama di luar rumah, berusaha untuk
tetap tidak meninggalkan shalat maghrib dan isya setidaknya, bahkan seharusnya
aku tetap menjalankan sunnah shalat taraweh yang masih sering kutinggalkan itu.
Hari ini aku dan teman-teman dari
sebuah organisasi di kampus mengadakan acara buka puasa bersama dan silaturahmi
seluruh anggota dan alumni. Itu merupakan acara berbuka puasa yang seru,
menyenangkan, dan damai. Aku senang bisa hadir di acara itu. Syukurlah banyak
sekali teman yang tidak melupakan shalat wajib mereka, namun banyak juga yang
melewatkannya. Buka puasa merupakan bagian dari ibadah (puasa), yang aku
percaya memiliki bobot pahala tersendiri. Aku dan teman-temanku sudah
menjalankan ibadah berbuka puasa, namun ketika waktu shalat tiba, aku dapat
melihat beberapa tidak mengikuti shalat. Aku bukan orang yang senang
membicarakan soal agama dan cara menjalankannya, aku bahkan tidak peduli dengan
bagaimana orang lain beribadah, bahkan dirikupun masih kurang terurus dengan
baik ibadahnya. Tapi merupakan sebuah ironi ketika judul “silaturahmi” dalam
berbuka puasa bersama ini tidak dibarengi dengan hal yang sebenarnya justru
membuat silaturahmi itu berjalan dengan lebih baik, shalat berjamaah.
Bukan hanya buka puasa hari ini saja
aku menemukan hal seperti itu, tapi pada banyak acara buka puasa lainnya pun
aku sering menemukan hal tersebut. Memang setiap orang punya cara menjalankan
kewajiban mereka, punya cara beribadah, namun bagaimana tanggapan orang-orang
disekitarmu? Ibuku pernah melarangku untuk berbuka puasa bersama, katanya, “jangan
sering-sering bukber bukber, isinya kan cuma hura-hura.” Jangan sampai
orang-orang disekitar kita jadi salah paham tentang ibadah berbuka puasa ini.
Kata guru-guruku dan orangtuaku, puasa mengajarkan kita untuk hidup sederhana
dengan menahan nafsu-nafsu duniawi, namun apakah waktu buka puasa adalah satu
waktu pembenaran untuk melupakan ibadah lain yang masih merupakan rangkaian
ibadah puasa? Bahkan ibadah lain ini adalah ibadah utama, shalat wajib.
Jika hanya sekedar menyantap
hidangan bersama sambil mengobrol dan mengenang momen-momen kebersamaan di masa
lalu sambil bersenda gurau, buat apa memberikan judul “buka puasa bersama”?
Mengapa tidak “makan bersama” saja?
betul, betul.. seringkali karena bukber yang bukan di rumah, malah solatnya lewat..
ReplyDelete