Yes, i finally went to IIBF! Waktu itu hari Minggu, 8 September,
hari terakhir event tahunan IIBF. Aku
ke sana naik kereta dan turun di Palmerah kemudian gojek sedikit ke Jakarta
Convention Center Senayan.
Langsung aja, IIBF ternyata jauh
dari yang aku bayangkan. Embel-embel international ternyata memang berhasil
membuatku berharap banyak dari event tahunan ini, tapi ternyata... i don’t know why they call it international.
Mungkin positive thinking bahwa event tersebut someday bisa jadi event yang benar-benar besar dan benar-benar
international.
Ketika mulai memasuki hall, aku
cukup amaze karena waktu itu cukup
ramai---walau gak seramai event Big
Bad Wolf di ICE BSD yang setiap tahun aku kunjungi, kemudian di luar ada
panggung kecil yang aku gak tahu ada acara apa di sana waktu itu, saat awal
masuk pun aku cukup senang melihat sekilas stand beberapa penerbit. Tapi
semakin dalam aku berjalan dan melihat-lihat stand, ternyata tempatnya kecil,
dan untuk ukuran internasional standnya kurang banyak, buku internasionalnya
juga sangat kurang beragam, dan diskon-diskonnya rata-rata hanya 10-30 % untuk
penerbit lokal dan buku-buku bahasa Inggris terbaru, sementara buku-buku murah
di Zona Kalap adalah buku-buku super lama dan kurang menarik kecuali mungkin
buku-buku anak yang rata-rata harganya juga masih cukup tinggi untuk disimpan
di Zona Kalap. Dan dari keseluruhannya, tempatnya gak luas dan wah, aku pikir
sampai ber-hall-hall. Niatku untuk membeli beberapa buku terbaru yang
murah-murah pupus sudah, karena kalau hanya 10-30 % juga banyak promo di toko
buku online bahkan bisa jadi lebih murah dari itu, sebagai banci diskon, aku
agak gak mau rugi, begitu juga dengan Eka temanku yang waktu itu juga ke sana.
Tapi untungnya aku punya ide untuk jasa titip ke ibu-ibu teman-teman mama di
grup komplek, grup kantor, dan grup-grup chat lainnya. Walau gak terlalu banyak
yang titip tapi lumayan untuk menutup ongkos dan biaya makan siang.
Stand Buku Jerman |
Ada Stand Stationary |
Sambil berburu buku-buku anak dan
mengambil foto-fotonya, aku berkeliling stand-stand yang ada, ada beberapa
stand dari luar (perwakilan dari kedutaan dan lembaga luar negeri) seperti
Goethe Institute dari Jerman, stand literatur Cina, Arab, dan Malaysia,
kemudian penerbit-penerbit lokal seperti Gramedia, Mizan, Kompas, Republika,
Balai Pustaka, Erlangga, Stand penerbit Komik-komik lokal, dan sebagainya, ada
juga Stand Kemenkes, Perpusnas, DKI, dan sebagainya dimana mereka membuka
pendaftaran keanggotaan perpustakaan mereka.
Ada Talkshow Bincang Komik |
Suasana di IIBF |
Oh ya, apakah sangat
direkomendasikan untuk pergi ke IIBF? Hmm, boleh-boleh saja untuk yang suka
lihat-lihat dan mencoba pengalaman baru datang ke pameran buku bergengsi
tersebut. Tapi untuk yang berniat untuk belanja dan mencari diskon
besar-besaran, aku gak menyarankan untuk pergi ke IIBF, karena untuk buku-buku
baru diskonnya kurang besar, aku yakin kalian juga bisa dapat diskon segitu di
gramedia atau di toko-toko buku online lainnya bahkan bisa lebih menguntungkan,
sementara untuk buku-buku Bahasa Inggris kurang lengkap dan pastinya kurang
bisa memuaskan para pencari buku baru (atau setidaknya buku lama tapi terkenal)
yang bagus-bagus dan diskon.
Titipan Buku tetangga |
Jadi begitulah petualanganku di
IIBF. Next, maybe i’ll be going to
Islamic Book Fair!
See you on my next post!
Saya juga sempat datang ke sana, bedanya hari Kamis. Malas datang weekend karena bakal ramai banget.
ReplyDeleteJika dibandingkan dengan BBW emang jauh, sih. Kondisi tempatnya aja jelas berbeda. Buku yang dijual juga. Tapi kalau seingat saya, sewaktu 2015 tuh diskon dan stand-stand di IIBF lebih banyak daripada 2019. Entah kenapa bukannya membaik justru terasa menyusut gini. Dulu saya pernah dapat buku bagus di zona kalap hingga seharga 7.000, sekarang semurah-murahya sekitar 20k. Walaupun harga tiap tahun udah pasti naik, cuma perbandingan diskonnya tetap terasa lebih mahal. Lama-lama para pencinta diskon jadi malas datang ke bazar buku kalau diskonnya enggak jauh beda sama harga di toko buku online yang lagi promo.