Skip to main content

Pertama Kalinya Ke Indonesia International Book Fair 2019


Yes, i finally went to IIBF! Waktu itu hari Minggu, 8 September, hari terakhir event tahunan IIBF. Aku ke sana naik kereta dan turun di Palmerah kemudian gojek sedikit ke Jakarta Convention Center Senayan.

Langsung aja, IIBF ternyata jauh dari yang aku bayangkan. Embel-embel international ternyata memang berhasil membuatku berharap banyak dari event tahunan ini, tapi ternyata... i don’t know why they call it international. Mungkin positive thinking bahwa event tersebut someday bisa jadi event yang benar-benar besar dan benar-benar international.

Ketika mulai memasuki hall, aku cukup amaze karena waktu itu cukup ramai---walau gak seramai event Big Bad Wolf di ICE BSD yang setiap tahun aku kunjungi, kemudian di luar ada panggung kecil yang aku gak tahu ada acara apa di sana waktu itu, saat awal masuk pun aku cukup senang melihat sekilas stand beberapa penerbit. Tapi semakin dalam aku berjalan dan melihat-lihat stand, ternyata tempatnya kecil, dan untuk ukuran internasional standnya kurang banyak, buku internasionalnya juga sangat kurang beragam, dan diskon-diskonnya rata-rata hanya 10-30 % untuk penerbit lokal dan buku-buku bahasa Inggris terbaru, sementara buku-buku murah di Zona Kalap adalah buku-buku super lama dan kurang menarik kecuali mungkin buku-buku anak yang rata-rata harganya juga masih cukup tinggi untuk disimpan di Zona Kalap. Dan dari keseluruhannya, tempatnya gak luas dan wah, aku pikir sampai ber-hall-hall. Niatku untuk membeli beberapa buku terbaru yang murah-murah pupus sudah, karena kalau hanya 10-30 % juga banyak promo di toko buku online bahkan bisa jadi lebih murah dari itu, sebagai banci diskon, aku agak gak mau rugi, begitu juga dengan Eka temanku yang waktu itu juga ke sana. Tapi untungnya aku punya ide untuk jasa titip ke ibu-ibu teman-teman mama di grup komplek, grup kantor, dan grup-grup chat lainnya. Walau gak terlalu banyak yang titip tapi lumayan untuk menutup ongkos dan biaya makan siang.

Stand Buku Jerman

Ada Stand Stationary

Sambil berburu buku-buku anak dan mengambil foto-fotonya, aku berkeliling stand-stand yang ada, ada beberapa stand dari luar (perwakilan dari kedutaan dan lembaga luar negeri) seperti Goethe Institute dari Jerman, stand literatur Cina, Arab, dan Malaysia, kemudian penerbit-penerbit lokal seperti Gramedia, Mizan, Kompas, Republika, Balai Pustaka, Erlangga, Stand penerbit Komik-komik lokal, dan sebagainya, ada juga Stand Kemenkes, Perpusnas, DKI, dan sebagainya dimana mereka membuka pendaftaran keanggotaan perpustakaan mereka.

Ada Talkshow Bincang Komik

Suasana di IIBF

Oh ya, apakah sangat direkomendasikan untuk pergi ke IIBF? Hmm, boleh-boleh saja untuk yang suka lihat-lihat dan mencoba pengalaman baru datang ke pameran buku bergengsi tersebut. Tapi untuk yang berniat untuk belanja dan mencari diskon besar-besaran, aku gak menyarankan untuk pergi ke IIBF, karena untuk buku-buku baru diskonnya kurang besar, aku yakin kalian juga bisa dapat diskon segitu di gramedia atau di toko-toko buku online lainnya bahkan bisa lebih menguntungkan, sementara untuk buku-buku Bahasa Inggris kurang lengkap dan pastinya kurang bisa memuaskan para pencari buku baru (atau setidaknya buku lama tapi terkenal) yang bagus-bagus dan diskon.

Titipan Buku tetangga

Jadi begitulah petualanganku di IIBF. Next, maybe i’ll be going to Islamic Book Fair!

See you on my next post!

Comments

  1. Saya juga sempat datang ke sana, bedanya hari Kamis. Malas datang weekend karena bakal ramai banget.

    Jika dibandingkan dengan BBW emang jauh, sih. Kondisi tempatnya aja jelas berbeda. Buku yang dijual juga. Tapi kalau seingat saya, sewaktu 2015 tuh diskon dan stand-stand di IIBF lebih banyak daripada 2019. Entah kenapa bukannya membaik justru terasa menyusut gini. Dulu saya pernah dapat buku bagus di zona kalap hingga seharga 7.000, sekarang semurah-murahya sekitar 20k. Walaupun harga tiap tahun udah pasti naik, cuma perbandingan diskonnya tetap terasa lebih mahal. Lama-lama para pencinta diskon jadi malas datang ke bazar buku kalau diskonnya enggak jauh beda sama harga di toko buku online yang lagi promo.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review: Critical Eleven (Film)

PS: Postingan ini bukan hanya berisi review film, tapi juga sedikit cerita pengalaman nekat menonton film naik motor sendiri Taktakan-Serang-Cilegon panas-panasan saat puasa. Alhamdulillah, rasa penasaranku terobati. I’ve finally watched Critical Eleven! Ya, rasanya memang selalu kurang afdol jika kamu sudah membaca sebuah karya yang menurutmu menarik, tapi kamu tidak menyaksikan karya tersebut dalam bentuk film. Ketika film dari buku yang kamu sukai muncul, setidaknya ada perasaan penasaran dan dorongan untuk membandingkannya dengan buku yang sudah kamu baca, kan? Setidaknya itulah yang terjadi padaku. Sabtu, 10 Juni 2017, tepatnya sebulan setelah film Critical Eleven mulai tayang di bioskop, aku melihat postingan instagram Ika Natassa yang merupakan penulis novel Critical Eleven, katanya film yang diangkat dari novelnya itu masih tayang di beberapa bioskop, salah satunya di Cilegon. Tanpa babibu aku langsung mengecek jadwal film di Cinema XXI Cilegon dan mendapati bahwa ku

Gila Followers?

Pernah baca "FOLLBACK GUE DONG..." di timeline twitter kalian atau di mention tab kalian? atau   "eh, follow blog gue ya!" yang disisipkan di antara komentar postingan blog kalian? atau  "woy, gue baru bikin tumblr nih. follow back ya!"  lewat chat facebook kalian atau di timeline twitter? Nah, kali ini gue cuma mau sharing aja ya tentang pengalaman gue tentang si gila followers . Jujur, jaman gue masih SMP (baru kenal twitter) kerjaan gue selain ngetwit ya minta difollow back sama artis-artis mancanegara. Tapi lambat laun gue tahu bahwa minta follow back orang yang belum dikenal itu sangat mengganggu dan gak sopan. Nah, sejak itu gue gak pernah minta follow back lagi kecuali kepada temen-temen deket gue yang baru bikin twitter. Beberapa bulan yang lalu... eh udah setahun sih, gue mendapati temen gue minta di-follow-back tumblr-nya karena dia baru membuat tumblr . Dia memberitahukan gue lewat chat facebook . Nah, karena gue gak enak hati sam

Review: Himouto! Umaru-chan (Anime TV Series)

Cover Serial Televisi Anime Himouto! Umaru-chan Judul                 : Himouto! Umaru-chan Penulis              : Takashi Aoshima Sutradara         : Masahiko Ohta Tahun Tayang : 2015 Himouto! Umaru-chan adalah serial manga yang  ditulis oleh Sankaku Head yang kemudian diadaptasi ke dalam serial televisi pada tahun 2015 lalu, tepatnya anime ini tayang pada tanggal 9 Juli 2015 hingga 24 September 2015. Kemarin saya baru saja selesai menonton serial anime ini. Hanya ada 12 episodes, sehingga tidak membutuhkan banyak waktu untuk mengetahui akhir cerita serial anime bergenre komedi ini. Umaru adalah seorang gadis SMA yang sangat pintar, berbakat, baik hati, sangat cantik, serta menarik, sangat sempurna sehingga semua orang menyukainya. Namun sifat-sifat tersebut berubah drastis seketika Umaru masuk ke dalam apartemen kecil kakaknya, Taihei. Umaru berubah menjadi seorang pemalas. Ia hanya mau bermain game, makan, dan tidur. Oke, langsung lanjut ke epis