Skip to main content

Love at the First Sight itu Memang Benar Adanya

Pagi itu aku berdiri di depan gerbang sekolah baruku. Aku hampir tidak percaya aku sudah SMA. Mereka bilang SMA adalah masa yang paling indah, benar atau tidaknya pernyataan itu akan aku buktikan mulai saat ini.

Aku melangkah dengan semangat menuju ruang kelasku, terlihat Kania temanku dari SMP. Aku berlari-lari kecil untuk mengejarnya, aku memanggilnya, dia pun menoleh kearahku. Kami bersama-sama menuju ruang kelas kami---kelas X-1. Kami menyusuri lapangan dan ouch! Tangan kananku terserempet oleh seseorang, dia anak laki-laki. Aku belum sempat melihat wajahnya, karena kecepatan larinya cukup tinggi.

Kami memasuki ruang kelas kami. Kania memilih tempat duduk dibelakang seseorang yang baru saja menabrakku saat aku berjalan menuju kelas ini, belakangan aku mengetahui bahwa dia yang menabrakku karena aku hapal dengan warna tasnya. Kalau dilihat dengan seksama, dia yang duduk didepanku ini tampan juga. Dia bernama Faisal Malik Widya Prasetya, dan biasa dipanggil Ical. Nama panggilan yang begitu singkat untuk nama sepanjang itu.

Aku jadi ingat saat pertamakali kedua mata kami bertemu. Bola matanya hitam memesona membuatku terpana dan mematung sejenak. Tidak mau tertangkap basah oleh yang lainnya karena kami saling memandang, aku mengalihkan pandanganku darinya. Saat aku duduk di bangkuku dadaku terasa sesak karena detak jantungku sangat cepat, sesaat kemudian aku bisa merasakan bibirku kering, perutku mual, kepalaku pusing. Apa arti dari semua ini? Apakah aku jatuh cinta? Kata mereka jatuh cinta itu menyembuhkan bukan menyakiti, tapi mengapa yang kurasakan hanyalah sakit? Mulai dari dadaku yang sesak hingga kepalaku yang pusing? Tapi aku tidak peduli dengan semua yang kurasakan saat itu, matanya ternyata telah mengalihkan segalanya. Aku selalu ingat sinar matanya yang terpancar saat menatap mataku. Tapi terlepas dari matanya indah, kharisma yang terpancar dari dalam dirinya juga menghipnotisku. Aku selalu berkata kepada teman-temanku bahwa Love at the first sight itu konyol, seperti cerita-cerita di sinetron yang sangat panjang seperti tidak akan pernah berakhir.  Tapi ternyata aku termakan omonganku sendiri, sekarang malah aku yang konyol. Aku memikirkan dia yang memiliki bola mata hitam itu.

Entahlah… hingga saat ini aku masih dapat mengingat memori itu dengan jelas, saat dia menabrakku, saat dia menatapku dan ah… aku jadi susah tidur. Baiklah, sekarang aku akui, love at the first sight itu memang benar adanya.

n.b: cerita pendek ini gue buat untuk memenuhi tugas MOS adik gue, Kharisma. Sebenarnya gue benci banget sama tuh bocah tapi karena gue kasihan... ya sudahlah. Mohon dikoreksi ya kalau ada kesalahan. Thank you.

Comments

  1. hahahah,mantab-mantab mbak, keren deh...

    jadi ngga sempet jadian ya?
    caphca nya dihilangin aja lah mbak ^^

    ReplyDelete
  2. MOS ya? MOS memang terkadang indah, terkadang menyebalkan wkwkw

    ReplyDelete
  3. tugas MOSnya disuruh buat tulisan cinta apa ini beneran nih haha baru juga masu sekolah udah deg deg ser..

    -visit my blog ya :)

    ReplyDelete
  4. nice story :)
    MOS emang kadang tugasnya aneh aneh

    ReplyDelete
  5. sabda: makasih. btw adek gue yang ikut mos, bukan gue. mana gue tau dia jadian atau gak. iya ntar di ilangin deh.
    abi: iya. tapi menurutmu ini indah atau menyebalkan?
    dwi: hahaha disuruh bikin cerita. bener/gak-nya tanya aja deh ke adek gue dia yang mengalami.
    amanda: thankies muchly

    ReplyDelete
  6. Gyakakak.. Pantesan nama2nya nama anak 9b semua ka wkwk.. Bagus ka, kreatip, imajinatip~

    ReplyDelete
  7. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  8. Watching the members of the GOP Senate who have expressed positive sentiments, Boehner does sex
    chat not" seem particularly charmed. The dock worked beautifully out of the contest with concerns that the company had done its homework. 0 cocktail, copy / paste is easily sex chat the best Android cameraphone we've seen yet. Fall is upon us, and you've got to step it up on the video tool is the ability to do simultaneous voice and data.

    Here is my weblog; sex cam

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review: Critical Eleven (Film)

PS: Postingan ini bukan hanya berisi review film, tapi juga sedikit cerita pengalaman nekat menonton film naik motor sendiri Taktakan-Serang-Cilegon panas-panasan saat puasa. Alhamdulillah, rasa penasaranku terobati. I’ve finally watched Critical Eleven! Ya, rasanya memang selalu kurang afdol jika kamu sudah membaca sebuah karya yang menurutmu menarik, tapi kamu tidak menyaksikan karya tersebut dalam bentuk film. Ketika film dari buku yang kamu sukai muncul, setidaknya ada perasaan penasaran dan dorongan untuk membandingkannya dengan buku yang sudah kamu baca, kan? Setidaknya itulah yang terjadi padaku. Sabtu, 10 Juni 2017, tepatnya sebulan setelah film Critical Eleven mulai tayang di bioskop, aku melihat postingan instagram Ika Natassa yang merupakan penulis novel Critical Eleven, katanya film yang diangkat dari novelnya itu masih tayang di beberapa bioskop, salah satunya di Cilegon. Tanpa babibu aku langsung mengecek jadwal film di Cinema XXI Cilegon dan mendapati bahwa ku

Do Not Rape Our National Heritages!

Today we can hear so many news on television about our national heritage which are stolen by other country.  We can search on google with the keyword “mencuri kebudayaan” and there are more than a million result in less than a second. It proved that there were bunch of people find the information about it. What kind of national heritage which is stolen by that country? Why are they steal our national heritages? And how to solve this case? Our national heritages is not only tangible heritages like Candi Borobudur or Taman Nasional Komodo, but we also have so many Intangible cultural heritages which is manifested through these points below: 1. Oral traditions and expressions (including Language). e.g., Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Melayu, Bahasa Madura, Bahasa Padang, etcetera. 2. Performing arts (such as traditional music, dance and theatre) e.g., Gamelan (from Center Java, East Java and Bali), Tari Pendet (from Bali), Lenong (from Jakarta, Indonesia), etcetera

Gila Followers?

Pernah baca "FOLLBACK GUE DONG..." di timeline twitter kalian atau di mention tab kalian? atau   "eh, follow blog gue ya!" yang disisipkan di antara komentar postingan blog kalian? atau  "woy, gue baru bikin tumblr nih. follow back ya!"  lewat chat facebook kalian atau di timeline twitter? Nah, kali ini gue cuma mau sharing aja ya tentang pengalaman gue tentang si gila followers . Jujur, jaman gue masih SMP (baru kenal twitter) kerjaan gue selain ngetwit ya minta difollow back sama artis-artis mancanegara. Tapi lambat laun gue tahu bahwa minta follow back orang yang belum dikenal itu sangat mengganggu dan gak sopan. Nah, sejak itu gue gak pernah minta follow back lagi kecuali kepada temen-temen deket gue yang baru bikin twitter. Beberapa bulan yang lalu... eh udah setahun sih, gue mendapati temen gue minta di-follow-back tumblr-nya karena dia baru membuat tumblr . Dia memberitahukan gue lewat chat facebook . Nah, karena gue gak enak hati sam