Kuliah adalah masa paling menyenangkan selama masa
pendidikanku sejauh ini. Ketika banyak orang dan tulisan-tulisan dimanapun yang
kubaca yang mengungkapkan betapa bebasnya anak kuliahan, betapa penuh
tanggungjawabnya anak kuliahan, dan suka duka lainnya, aku pelan-pelan
mengiyakan apa yang mereka tulis dan katakan.
Kuliah adalah masa dimana aku berkembang pesat. Lebih dewasa,
maksudnya terus berusaha untuk bertanggungjawab tapi lebih santai dan
menghilangkan sifat perfeksionis yang berlebihan, aku sudah seperti orang
dewasa yang banyak pikiran dan hal remeh-temeh bukan lagi jadi urusan besar.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, tempat yang menaungiku
selama empat tahun. Tempat dimana aku pelan-pelan berdamai dengan kenyataan
namun masih menjaga harapan. Gap year dan segala drama sebelum aku berada di
kampusku yang sekarang membuatku berkata “seharusnya, seharusnya, seharusnya”
di awal, namun berminggu-minggu, berbulan-bulan, bertahun-tahun aku merenung
dan berpikir, lama-lama aku semakin mengerti, semakin bisa memaknai, menikmati,
dan jadi semakin bahagia dan bersyukur berada di tempat yang tepat.
Teman-teman baik hati, seru, menyenangkan, menyebalkan,
munafik, menjijikan telah kutemui. Aku belajar banyak karakter di sana.
Dosen-dosen dan semua orang yang pernah dihadapkan denganku yang bermacam-macam
jenisnya itu juga membuatku semakin mengerti bahwa duniaku selama ini hanya
sekecil itu, dan sebenarnya aku perlu bertemu lebih banyak orang lagi agar tahu
hal yang lebih besar.
Kelompok-kelompok, perkumpulan, komunitas, organisasi, dan
sebagainya ada di sekelilingku, aku hanya tinggal memilih mau ikut yang mana,
belajar dimana, dan dengan siapa. Di kampus, aku bergabung dengan komunitas
seru yang ternyata berhasil mengembangkan pola pikir dan pribadiku, walaupun
gak banyak dan signifikan, tapi di sana aku berkembang.
Mata kuliah Ilmu Komunikasi yang hampir semuanya seru,
kecuali yang ada kata “politik”nya. Semuanya membuatku tertarik dan mau
belajar, setidaknya mendengarkan di kelas, selebihnya kadang-kadang kalau mau
ujian. Tapi belajar tanpa paksaan memang menyenangkan, mahasiswa kan bebas,
yang penting bertanggungjawab. Gara-gara aku ikhlas belajar, pelan-pelan aku
bisa meningkatkan nilai-nilaiku di setiap semesternya. Tanpa menengok ke kanan
dan kiri, tanpa merasa bersaing dengan siapapun kecuali diri sendiri, aku
berhasil mendapatkan nilai yang bagus, walaupun bukan yang terbaik tapi sejauh
aku menempuh pendidikan, baru kali ini aku bangga dengan diriku dan segala
pencapaianku selama empat tahun ini.
Empat tahun yang kuhabiskan dengan mencicipi berbagai rasa
yang ketika kurangkum aku mendapatkan rasa seru dan patut dikenang. Belajar dan
bermain, saat ujian dengan jujur dan menyontek atau memberi sontekan, saat tugas kelompok tapi aku hanya mengerjakan sedikit atau aku yang mengerjakan semuanya, tidur di kost teman atau seringnya pulang malam dari radio, piknik ke
luar kota terdekat kemudian besoknya ikut acara-acara seru dan seminar lainnya,
mengerjakan skripsi kemudian menunggu dosen untuk bimbingan bahkan sampai
seharian, makan di kantin atau seringnya di lab radio dan di kost teman, dan
sebagainya.
Empat tahunku menyenangkan. Sidang skripsiku berjalan hampir
sempurna, perayaan ini-itu di akhir kuliah juga seru dan banyak hadiah, doa,
dan ucapan selamat. Empat tahunku sangat menyenangkan.
Wahh selamat ya mba semoga untuk kedepannya bisa sukses selalu dan segala urusannya di berikan kmudahan oleh Allah swt.
ReplyDeleteaamiin terimakasih ilham
DeleteHehehe saya malah masih semester 3 jadi masih di bayangin rasa rasa takut akan skripsi dan sidang nantinya :D.
Delete